MRI di RSUP Sanglah. (Dok.RSUP Sanglah)
Sementara itu, Kepala Sub Bagian Humas Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Dr IGNG Ngoerah, I Ketut Dewa Kresna, menyampaikan bahwa beberapa pelayanan di rumah sakit pemerintah ini banyak yang belum dikemas sebagai medical tourism kendati sudah melayani para wisatawan atau warga negara asing yang membutuhkan pelayanan tersebut.
Namun dengan keunggulan di bidang layanan jantung, RSUP Prof Ngoerah mengaku telah melayani beberapa pasien berkewarganegaraan asing. Dalam rentang 2 hingga 3 bulan lalu, melayani warga Belanda yang melakukan bedah jantung.
“Tentu selama ini rumah sakit melayani pasien BPJS untuk anggaran terbatas sekali ya. Dengan medical tourism kan ada keleluasaan dalam mengembangkan pelayanan dan SDM juga. Potensi-potensi yang dimiliki lengkap sekali. Prof Ngoerah itu terlengkaplah untuk spesialisasi, kelengkapan alatnya. Jadi sangat ideal kalau dimanfaatkan,” ungkapnya.
Ia menyebutkan bahwa RSUP Prof Ngoerah memiliki 330 dokter spesialis. Sedangkan beberapa keunggulan teknologi yang dimiliki RSUP Prof Ngoerah di antaranya alat MRI 3 Tesla hingga CT-Scan 136 slices. Semua alat canggih tersebut tidak banyak dimiliki oleh rumah sakit-rumah sakit di Indonesia.
Adapun kesiapan SDM RSUP Prof Ngoerah untuk mendukung medical tourism di antaranya juga didukung dengan sister hospital yang ada di Australia dan Korea Selatan.