Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bali Berpotensi Mengalami Penurunan Jumlah Penduduk Pada 2046

Ilustrasi Kota Denpasar, Catur Muka. (IDN Times/Irma Yudistirani)
Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Denpasar, IDN Times - Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Provinsi Bali mencatat angka kelahiran di Bali mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada 2021, rata-rata angka kelahiran perempuan di Bali sebesar 2,43. Selanjutnya 2022 hingga 2024, secara berturut-turut menjadi 2,07 dan 2,03. Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Provinsi Bali, I Gusti Wayan Murjana, mengatakan penurunan angka kelahiran di Bali terbagi dalam dua hal.

“Tren TFR (rata-rata angka kelahiran) di Bali saat ini adalah keberhasilan dan kekhawatiran ke depan jika terus menurun,” kata Murjana dalam sosialisasi isu Kependudukan Bali pada 10 Juli 2025 lalu.

Murjana memaparkan, jika penurunan rata-rata angka kelahiran di Bali terus menurun, maka kekhawatiran potensi penurunan jumlah penduduk Bali semakin terlihat.

1. Wilayah Sarbagita mengalami penurunan rata-rata angka kelahiran signifikan

Ilustrasi sembahyang di pura. (IDN Times/Diantari Putri)
Ilustrasi sembahyang di pura. (IDN Times/Diantari Putri)

Wilayah Sarbagita atau Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan mengalami penurunan rata-rata kelahiran secara signifikan. Pada 2024, rata-rata angka kelahiran wilayah tersebut berada di bawah target seimbang atau ideal yakni, sekitar 2 hingga 2,2.

Terendah, ada Kabupaten Badung dengan rata-rata angka kelahiran sebesar 1,45. Terendah kedua, ada Tabanan sebesar 1,82. Menyusul Denpasar 1,87 dan Gianyar sebesar 1,89. Sementara, angka kelahiran tertinggi ada di Kabupaten Karangasem sebesar 2,26. Kabupaten lainnya seperti Jembrana, Klungkung, Bangli, dan Buleleng termasuk dalam wilayah yang menunjukkan rata-rata angka kelahiran ideal.

2. Perbedaan rata-rata angka kelahiran setiap kota/kabupaten butuh solusi berbeda

ilustrasi keluarga (pexels.com/Emma Bauso)
ilustrasi keluarga (pexels.com/Emma Bauso)

Murjana menegaskan, kondisi wilayah dengan rata-rata angka kelahiran ideal patut dipertahankan. Namun di sisi lain, wilayah Sarbagita dengan angka rata-rata lebih rendah dari ketentuan ideal, dapat menjalankan program khusus. Misalnya, menyalurkan insentif terhadap calon keluarga untuk meningkatkan rata-rata angka kelahiran di wilayah Sarbagita.

“Pertahankan kondisi ideal untuk penduduk berkualitas dan cegah depopulasi, melalui pemantapan program reproduksi,” kata dia.

3. Meningkatkan kualitas penduduk dan ekosistem kehidupan saling berkaitan

ilustrasi kerja di kantor (freepik.com/tirachardz)
ilustrasi kerja di kantor (freepik.com/tirachardz)

Sementara, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan, mengatakan angka kelahiran harus beriringan dengan peningkatan kualitas penduduk.

“Kalau ingin meningkatkan kualitas penduduk harus meningkatkan kualitas pendidikan, dan harus berkaitan dengan iklim inklusif aspek kehidupan lainnya,” ujarnya.

Agus menjelaskan, iklim inklusif aspek kehidupan mendasar dengan peningkatan kualitas pembangunan daerah. Misalnya, peningkatan jumlah lapangan kerja dan pelatihan angkatan kerja. Ia meyakini proses itu saling bersinergi untuk menimbang keputusan kelahiran dalam rumah tangga.

Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us