Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi cuaca ekstrem. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi cuaca ekstrem. (IDN Times/Aditya Pratama)

Denpasar, IDN Times - Senin (15/9/2025) pagi, sejumlah wilayah di Bali kembali diguyur hujan. Satu di antaranya Kota Denpasar dengan intensitas hujan sedang mengarah ke lebat. Alima titik di Denpasar yang tergenang air, yaitu kawasan Renon di Jalan Panjaitan, Monang-maning, Gajah Mada, dan Pasar Kreneng. Pengamatan atas situasi hujan ini disampaikan oleh Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya.

“Terjadi hujan hari ini dengan intensitas sedang mengarah ke lebat ya. Syukurnya tidak terlalu lama. Sekarang sudah berangsur-angsur surut,” ujar Gede Teja di Kantor BPBD Bali, pada Senin (15/9/2025).

1. Monitor kondisi di lapangan dan langsung merespon

Potret bangunan Halte Siulan terhempas akibat banjir bandang pada Rabu (10/9/2025). (IDN Times/Yuko Utami)

Gede Teja melanjutkan, upaya antisipasi banjir dari BPBD Bali adalah memonitor sejumlah titik rawan. Pihaknya menerima laporan dan tim akan merespon agar langkah darurat dapat ditangani bersama. Ia menyampaikan, seluruh sumber daya terlibat dalam langkah ini.

Sementara, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, mengatakan pihaknya berkoordinasi kuat dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan BPBD dalam mengantisipasi banjir. Giri mengatakan, perkiraan cuaca yang terkadang tidak tepat dan terjadi pergeseran musim dari seharusnya, membutuhkan sederet langkah antisipasi.

“Termasuk juga di Bali. Itu kan bencana gempa bumi juga pernah, dan pasti akan ada. Karena kita berada di atas lempengan yang masih aktif, dan kita harus antisipasi. Begitu juga dengan banjir yang sekarang ini,” ujar Giri.

2. Rencana komodifikasi cuaca

Ilustrasi cuaca ekstrem. (IDN Times/Mardya Shakti)

Giri mengatakan pihaknya telah berkomunikasi langsung dengan BMKG terkait rencana komodifikasi cuaca Bali. Komodifikasi cuaca terkadang digunakan untuk petani. Saat musim kemarau, hujan dibuat dengan menabur garam di awan agar petani dapat bercocok tanam. Sementara, meniadakan hujan butuh kemampuan teknis dari BMKG. Namun, rencana komodifikasi cuaca tidak akan sering dilakukan. Giri khawatir, menahan hujan lebih lama akan berdampak buruk ke depannya.

“Saya kira itu penting yang kita lakukan. Jangan juga terlalu menahan hujan terus nanti turun sekali seperti itu lagi,” kata Giri.

Editorial Team