Ilustrasi Peternakan Sapi Perah (IDN Times/Shemi)
Sudana mengungkapkan bahwa gejala ternak sapi yang terkena PMK di Bali memang tidak separah yang terjadi di luar pulau. Gejala yang dialami di antaranya sapi mengeluarkan lendir, demam tinggi, mulutnya bengkak, nafsu makan berkurang, dan luka-luka di mulut.
"Gejala di Bali tidak separah itu. Ada gejala, tapi bisa makan dia. Gejalanya gak parah banget. Ternak-ternak yang positif masih bisa makan, masih lincah, tapi ketika diuji labnya itu positif. Itu yang membuat kuat bahwa ternak itu kena PMK gitu lho. Itu masih sehat. Makannya bagus. Cuma hasil labnya positif," terangnya.
Dengan adanya kejadian tersebut, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali langsung berkoordinasi dengan dinas kabupaten/kota se-Bali. Pihaknya berupaya melakukan pencegahan masuknya PMK dan membuat biosekuriti di Gilimanuk, Celukan Bawang, dan Padang Bai. Selain itu setiap pedagang antar pulau harus membawa disinfektan di mobilnya.