Demo Omnibus Law di Bali Ricuh, Kapolda: Adik-adik Ini Dikondisikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times – Demo menolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja yang dilakukan oleh massa dari sejumlah masyarakat dan mahasiswa di Kota Denpasar, sempat mengalami kericuhan, Kamis (8/10/2020) sore. Kericuhan itu terjadi karena ada aksi lempar batu dan botol air mineral, hingga membuat pihak kepolisian harus menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose, mendatangi lokasi pada saat massa bergerak kembali ke titik awal di depan kampus Universitas Udayana (Unud), Jalan Sudirman, Kecamatan Denpasar Barat. Apa tanggapan Golose soal aksi demo yang sempat mengalami kericuhan tersebut?
Baca Juga: [BREAKING] Polisi Tembakkan Gas Air Mata di Tengah Demo Denpasar
1. Demo ini sudah dimonitor
Golose mengungkapkan, pihak polisi telah melakukan tindakan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP). Yaitu melakukan imbauan dan beberapa hal lainnya. Namun ia menilai, aksi demo itu sudah dimonitor.
“Seperti yang rekan-rekan lihat sendiri bahwa sengaja. Ini memang udah dimonitor dari komunikasi. Termasuk wawancara kami,” jelasnya, Kamis (8/10/2020) malam.
Baca Juga: Perjalanan Demo Omnibus Law di Bali, Ricuh Hingga Anak Kecil Ikut Aksi
2. Kapolda menilai aksi anarkis tersebut bukan tipikal mahasiswa di Bali
Golose menilai, demonstrasi ini merupakan mahasiswa yang telah dikondisikan (Digerakkan), bukanlah buruh atau pekerja. Ini bukan tipikal mahasiswa-mahasiswa di Bali.
“Jadi bukan buruh, pekerja yang melakukan demo. Tetapi adik-adik ini yang dikondisikan,” katanya.
Aksi ini juga dinilai sengaja supaya anarkis. Sebab beberapa di antara massa yang ricuh bukan dari kalangan mahasiswa. Golose enggan menyatakan bahwa aksi demo ini disusupi oleh pihak lain, karena ia juga tak memungkiri ada banyak mahasiswa yang ikut terlibat. Ia hanya menilai, gerakan ini bukan inisiasi sendiri dari Bali.
“Dari hasil saya sendiri, ketemu banyak yang bukan orang Bali, datang. Ikut bersama-sama menggerakkan dan ikut lari pulang. Itu kira-kira yang perlu saya sampaikan,” jelasnya.
3. Meski ricuh, tetapi tidak ada yang terluka
Menanggapi soal pelemparan gas air mata ke arah kerumunan massa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali, Jalan Kusuma Atmaja, menurut Golose sudah sesuai SOP. Dalam insiden itu, ia mengaku nihil personel yang terluka.
“Sampai sekarang kami lebih banyak persuasif. Semua secara humanis walaupun dengan tataran yang kami lakukan. Standart operating prosedure sampai harus melemparkan gas air mata,” kata Golose.
4. Kapolda ingin menjaga marwah Bali
Tidak ada provokator yang diamankan dalam aksi ini. Namun Golose akan tetap melakukan penyelidikan.
“Semua kami lakukan ini demi untuk menjaga marwah Bali yang aman. Sebenarnya yang kami lakukan adalah sudah melakukan pendekatan-pendekatan dengan organisasi buruh, tapi yang bergerak yang lain,” ungkapnya.