Kumpulan Potret Lawas: Kami Merindukan Pantai Kuta!

Bali bisa bangkit. Yuk, bisa yuk!

Pantai Kuta merupakan tempat wisata ikonik andalannya Pulau Bali. Bahkan sejak tahun 1960-an, daerah ini sudah menjadi tujuan wisata turis mancanegara.

Menurut cerita yang diunggah oleh akun Instagram @sejarahbadung, pantai ini mulai dikenal sejak 1336 Masehi. Gajahmada dan pasukan dari Kerajaan Majapahit mendarat di pantai ini. Karena sering dijadikan sebagai persinggahan, lama-lama Pantai Kuta menjadi pelabuhan kecil.

Sebelum berubah menjadi tempat wisata, Pantai Kuta dulunya merupakan pelabuhan dagang. Seorang pedagang dari Denmark bernama Mads Lange datang mendirikan basis perdagangan di Kuta pada abad ke-19.

Pantai Kuta yang dulu, berbeda dari sekarang. Pendiri Balawista Bali, I Gde Berata, pernah mengatakan bahwa antara tahun 1965 hingga 1970, Pantai Kuta masih sangat sepi. Pasirnya putih dan ombaknya sangat bagus untuk surfing. Pada waktu itu, wisatawan yang datang masih bisa dihitung menggunakan jari.

Pemerintah mengumumkan kasus meninggal pertama pada bulan Maret 2020 lalu. Faktanya, virus COVID-19 telah memporak-porandakan perekonomian Bali. Ini menjadi bukti, bahwa Pulau Seribu Pura telah menggantungkan setengah perekonomiannya dari sektor pariwisata.

Fakta itu diungkap langsung oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, IGA Rai Suryawijaya, ketika dihubungi IDN Times Kamis (9/4/2020) lalu. Ia menyatakan untuk pertama kalinya dalam sejarah, bisnis perhotelan di Bali ini paling terpuruk. Bahkan paling parah dari tragedi Bom Bali tahun 2002 dan 2005 silam.

“Kondisi perhotelan dan pariwisata Bali COVID-19 ini sangat terpuruk. Tidak pernah dalam sejarah perhotelan yang ada di Bali sampai tingkat huniannya zero (0 atau nol) okupansi. Jadi okupansinya nol. Ini sangat-sangat berat. Ini yang terjadi,” katanya.

Apakah Bali bisa menghadapi pandemik COVID-19? Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana (Unud), Agoes Ganesha Rahyuda, menyatakan Bali tidak bisa melawan kondisi seperti sekarang. Beberapa fakta yang ia ungkapkan adalah Bali termasuk sembilan daerah yang pertumbuhan ekonominya negatif pada tahun 2020, dan berada di peringkat 34 dari 34 Provinsi di seluruh Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang paling merosot berada di kuartal kedua.

“Tapi 2020 ini kita nggak tahu akhirnya. Kita melawan hal yang kita nggak tahu musuhnya siapa. Musuhnya, kita tahu namanya saja (COVID-19). Benar-benar nggak tahu. Nempel di mana kita, nggak tahu. Kepastian selesainya juga kita nggak tahu.

Ternyata Bali tidak bisa melawan musuh yang tidak pasti-pasti. Kalau yang pasti-pasti, Bali bisa survive."

Ganesha melanjutkan, beberapa sektor perekonomian di Bali yang paling terkena dampak pandemik COVID-19 adalah pariwisata seperti akomodasi dan transportasi.

“Nah, sektor-sektor yang hancur lebur di Bali itu sudah jelas accommodation-nya. Occupancy rate-nya hancur lebur. Restoran. Penjualan barang baik yang besar maupun eceran. Itu yang terdampak. Karena apa? Karena yang terdampak atau yang mengalami pertumbuhan negatif itu memerlukan konsumen yang nyata. Konsumen secara offline.”

Untuk itu, tim IDN Times kini sangat merindukan pemandangan keramaian di Pantai Kuta dan sekitarnya. Ya, kami rindu! Kami juga rindu hiruk pikuk kendaraan dan manusia-manusia dari berbagai daerah serta negara.

Supaya kalian rindu, kami akan menyajikan potret-potret Pantai Kuta dan sekitarnya pada zaman dulu. Berikut kumpulan potret lawas Jalan Legian, yang diambil dari akun Instagram @sejarahbadung.

Baca Juga: PHRI Badung: Jangan Karena Pandemik Ini Pengusaha Langsung Putus Asa

1. Potret yang diabadikan pada Februari 1972 ini menunjukkan suasana Pantai Kuta. Tidak banyak pengunjung pantai dan pepohonan masih tumbuh rimbun

Kumpulan Potret Lawas: Kami Merindukan Pantai Kuta!Pantai Kuta Tahun 1972 (sejarahbali.com)

2. Pantai Kuta dulunya dikenal angker

Kumpulan Potret Lawas: Kami Merindukan Pantai Kuta!Pantai Kuta Tahun 1975 (Dok.IDN Times/Clifford White)

Dulunya ada kuburan di sepanjang Pantai Kuta pada tahun 1975. Area ini masih sakral dan konon tenget (Angker).

3. Kuta merupakan desa nelayan yang masih indah pada era 1976-an

Kumpulan Potret Lawas: Kami Merindukan Pantai Kuta!Pantai Kuta Tahun 1976 (istockphoto)

Pantai Kuta belum begitu banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara (Wisman) pada tahun 1976. Kala itu, Kuta masih merupakan desa nelayan yang indah.

Pada tahun itu pula pernah dilaksanakan kompetisi surfing. Kegiatan surfing tidak terpisahkan oleh aktivitas pantai-pantai di Bali. Bagi anak-anak nelayan di Kuta pada zaman dulu, surfing dikenal dengan sebutan masrupan.

Kumpulan Potret Lawas: Kami Merindukan Pantai Kuta!Pantai Kuta Tahun 1976 (Dok.IDN Times/balisurfstories)

4. Kondisi Pantai Kuta pada tahun 1977. Ada rombong bakso yang berjualan sampai ke pinggir pantai

Kumpulan Potret Lawas: Kami Merindukan Pantai Kuta!Pantai Kuta Tahun 1977 (Sejarahbali.com)

Pada tahun 1977, para penyelamat Pantai Kuta WAJA SLSAC yang saat ini dikenal dengan sebutan Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) mendapatkan pelatihan penyelamatan pertama dari Palm Beach (QLD) Surf Life Saving Club Australia. Mereka melakukan Cardio Pulmonary Resusitation (CPR).

5. Wisman banyak yang berjemur di Pantai Kuta pada tahun 1980

Kumpulan Potret Lawas: Kami Merindukan Pantai Kuta!Pantai Kuta Tahun 1980 (Sejarahbali.com)

Pada tahun 1980-an, mulai banyak wisman yang berjemur di Pantai Kuta. Pada zaman itu masih dipenuhi oleh pepohonan di pinggir pantai.

6. Tahun 1990, mulai terlihat jasa pijat di Pantai Kuta

Kumpulan Potret Lawas: Kami Merindukan Pantai Kuta!Pantai Kuta Tahun 1990-an (Dok.IDN Times/Manfred Gottschalk

Banyak wisman yang memanfaatkan jasa itu untuk pijat di pinggir pantai.

7. Pada tahun 1980-an, sapi-sapi masih bisa berkeliaran di Pantai Legian

Kumpulan Potret Lawas: Kami Merindukan Pantai Kuta!Pantai Legian Tahun 1980 dan 2013 (Balipod.com)

Pantai Legian berada di samping kanan Pantai Kuta. Kedua pantai ini menyambung, masih satu deretan. Pada tahun 1980-an, sapi-sapi masih bisa berkeliaran bebas di pantai tersebut. Selain pohon kelapa, ada kreket, pohon katang-katang, padanggalak, dan pandan yang tumbuh di area ini.

Namun kalau dilihat dari foto tahun 2013 di atas, kondisi Pantai Legian mulai berbeda. Banyak aktivitas surfing, dan kursi santai yang berpayung untuk berjemur di pantai.

8. Ada hamparan alang-alang di Pantai Legian pada tahun 1983

Kumpulan Potret Lawas: Kami Merindukan Pantai Kuta!Pantai Legian 1983 (witness.theguardian.com)

9. Kondisi Pantai Kuta pada tahun 2016. Banyak dijadikan sebagai spot foto sunset dan lokasi tetap untuk surfing

Kumpulan Potret Lawas: Kami Merindukan Pantai Kuta!Suasana Pantai Kuta pada tahun 2016. (IDN Times/Ayu Afria)

Seakan tak pernah ada habisnya pesona Pantai Kuta sejak zaman dulu hingga sekarang. Sebelum pandemik, pantai ini ramai pengunjung untuk surfing di pagi hari. Sedangkan pada sore hari, pengunjung menikmati keindahan sunset dan pemandangan pesawat terbang yang landing di sisi kirinya.

Semoga Bali bisa bangkit kembali! Yuk, bisa yuk!

Topik:

  • Irma Yudistirani
  • Jumawan Syahrudin
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya