Pantai Kuta Bali Terima Sampah Plastik Kiriman Sampai 200 Ton Per Hari

Mengapa selalu seperti ini ya?

Badung, IDN Times - Volume sampah plastik di Pantai Kuta saat ini mencapai 200 ton per hari. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan dan Kebersihan (DLHK) Badung, I Wayan Puja saat dihubungi pada Rabu (6/1/2021). Saat ini pihaknya terus melakukan pembersihan sampah-sampah kiriman di Pantai Kuta.

Baca Juga: 10 Wajah Pantai Kuta Diserbu Sampah Plastik Kiriman, Ah Sudah Biasa!

1. Terjadi di area Seminyak, Legian, dan Kuta

Pantai Kuta Bali Terima Sampah Plastik Kiriman Sampai 200 Ton Per HariKondisi kiriman sampah di Pantai Kuta, Bali pada awal Januari 2021. (Dok.IDN Times/Wayan Suyadnya)

Volume sampah kiriman di tiga area Pantai Samigita (Seminyak, Legian, dan Kuta) saat ini mencapai 200 ton per harinya. Wayan Puja mengungkapkan bahwa besarnya sampah kiriman ini fluktuatif. Tahun lalu pada awal tahun 2020 diakuinya hampir tidak ada kiriman sampah.

Saat ini volume sampah plastik di Pantai Kuta justru membludak. Ia menduga bahwa telah terjadi banjir di daerah lain sehingga air yang mengalir ke laut membawa sampah plastik. Pihaknya pun terus melakukan pembersihan atas sampah-sampah kiriman ini.

“Terus tiap hari kami kerjakan pagi sore. Hari yang lalu itu banyak sekali. Per harinya 200 ton,” ucapnya.

2. Tenaga DLHK tidak cukup untuk membersihkan semua sampah

Pantai Kuta Bali Terima Sampah Plastik Kiriman Sampai 200 Ton Per HariKondisi kiriman sampah di Pantai Kuta, Bali pada awal Januari 2021. (Dok.IDN Times/Wayan Suyadnya)

DLHK Kabupaten Badung saat ini kewalahan menangani sampah kiriman itu. Upaya membersihkan sampah tersebut akhirnya melibatkan banyak pihak, baik yang berkomunikasi secara langsung dengan DLHK Badung, maupun yang langsung datang dan ikut membersihkan area.

Sebagian besar sampah kiriman ini berupa plastik dan bercampur kayu. Kedua jenis sampah ini menumpuk menjadi satu sehingga memerlukan alat bantu untuk membersihkannya.

“Sebetulnya yang terlibat banyak. Banyak komunitas yang sekarang, belakangan ini ikut berpartisipasi karena tergerak dengan kondisi seperti itu. Cuman tenaga manusia yang kami punya itu tidak efektif. Tetapi paling tidak memberikan nuansa kepedulian terhadap lingkungan,” ungkap Wayan Puja.

Sampah-sampah yang telah diambil lalu dikumpulkan, kemudian diangkut mengunakan alat berat untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung. Beberapa stop over dipilih di lokasi yang gampang diakses oleh truk pengangkut sampah di antaranya di Centro Kuta, Camplung Tanduk, Seminyak, Legian, dan Pantai Jerman.

“Semua ada. Banyak tempat, sebaran sampahnya tinggi. Luas sebarannya,” jelasnya.

3. Asal sampah bukan dari Bali, tapi dari daerah lain

Pantai Kuta Bali Terima Sampah Plastik Kiriman Sampai 200 Ton Per HariKondisi kiriman sampah di Pantai Kuta, Bali pada awal Januari 2021. (Dok.IDN Times/Wayan Suyadnya)

Sampah kiriman disebut berasal dari luar Bali. Menurut Wayan Puja, berdasarkan temuan di lokasi, banyak ada gelas-gelas minuman dan sampah plastik yang diduga berasal dari daerah luar seperti Banyuwangi dan daerah lainnya. Sampah tersebut terlihat sudah lama berada di lautan. Kondisinya rusak, pecah-pecah, dan tipis.

“Kalau asalnya saya belum dapat menelusuri. Tetapi diperkirakan berasal dari luar Bali. Karena sampah-sampah yang kandas di Pantai Kuta itu gelas-gelas minuman. Itu adalah gelas-gelas minuman yang tidak beredar di Bali, dari tulisannya ada di Banyuwangi. Ada di Jember seperti itu. Di banyak tempat sumbernya,” jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya