Panitia Pemungutan Suara Pilkada di Denpasar Bali Akui Waswas COVID-19

Tetap taati protokol kesehatan ya semeton

Denpasar, IDN Times – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan berlangsung pada Rabu (9/12/2020) mendatang dinilai penuh tantangan. Berbeda dengan sebelumnya, tahun ini pelaksanakan pilkada dilakukan di tengah pandemik COVID-19. Pelaksanaannya pun harus ketat dan sesuai dengan penerapan protokol kesehatan (prokes).

Bagi mereka para petugas lapangan, tanggung jawab kali ini agak berbeda. Meskipun sudah ada prokes, tapi rasa was-was tetap ada. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Dangin Puri Klod, Kecamatan Denpasar Timur, Agus Mahendra Jaya (37).

Baca Juga: Jelang Pilkada, 10.818 Petugas KPPS di Bali Mengikuti Rapid Test

1. Pemilih disarankan membawa ATK sendiri

Panitia Pemungutan Suara Pilkada di Denpasar Bali Akui Waswas COVID-19Ilustrasi pilkada serentak (IDN Times/Mardya Shakti)

Pada pilkada mendatang, seluruh warga Denpasar akan menentukan pemimpinnya di antara dua pilihan pasangan calon walikota dan wakilnya. Nomor urut pertama merupakan pasangan calon I Gusti Ngurah Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Wibawa. Sementara pasangan lawan yakni Gede Ngurah Ambara Putra dan Made Bagus Kertha Negara.

Agus Mahendra Jaya mengungkapkan bahwa sebanyak 8.073 warganya terdaftar sebagai pemilih yang dipastikan akan mengikuti pesta demokrasi di 25 Tempat Pemungutan Suara (TPS).

“Di pemilihan itu, di TPS disiapkan juga dari thermogun, pengecekan suhu, cuci tangan, dikasih slop tangan. Setelah itu kami instruksikan juga untuk pemilih membawa ATK (Alat Tulis Kantor) sendiri untuk mengurangi interaksi juga kan,” jelasnya.

2. Melamar menjadi petugas sama seperti melamar pekerjaan

Panitia Pemungutan Suara Pilkada di Denpasar Bali Akui Waswas COVID-19Pelantikan bimbingan teknis KPPS Kota Denpasar (Dok.IDN Times/Agus Mahendra Jaya)

Sama seperti melamar pekerjaan. Begitulah proses seleksi petugas PPS ini menurut Agus. Pihak desa akan menginfokan kepada warganya terkait kesempatan menjadi PPS. Warga yang berminat akan mengikuti tes tulis dan wawancara. Selanjutnya diumumkan siapa saja yang lolos seleksi panitia ini.

“Saya juga pengin menyukseskan Pilkada 2020 ini. Kalau saya pribadi situasi COVID-19 ini tidak bekerja, jadi saya mencoba melamar. Nanti kita dites, dirangking yang urutan pertama dua dan tiga. Itu yang lolos jadi PPS di desa tersebut,” ungkapnya pada Jumat (4/12/2020).

3. Lebih banyak suka daripada duka saat menjadi panitia

Panitia Pemungutan Suara Pilkada di Denpasar Bali Akui Waswas COVID-19IDN Times/Reza Iqbal

Kepada IDN Times, Agus menyampaikan bahwa menjadi petugas PPS ini lebih banyak perasaan sukanya. Terlibat menjadi petugas dalam Pilkada ini merupakan bidang baru yang mengharuskannya belajar lebih banyak lagi.

“Saya kebetulan baru juga di bidang ini. Di Pilkada ini, jadi masih awamlah bahasanya. Jadi saya ya banyak-banyak bertanya juga sih sama teman-teman dari desa-desa lain. PPS desa-desa lain,” ungkapnya.

Pertama kali menjadi petugas ini, Agus mengaku hanya terbebani dengan informasi yang terbilang mendadak sehingga ia harus siaga 24 jam. Apalagi ia dipercaya sebagai Ketua PPS Desa Dangin Puri Klod.

“Kalau dukanya ya ini sih mendadak-mendadak aja sih. Ada info jadi gini, gini, gini. Jadi kita harus siap gitu. Anggaplah 24 jam kami kerjanya. Karena ini kan mau hari H, 90 persennya mulai kami kebut,” jelasnya.

Tugas para PPS ini adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat desa untuk mengingatkan bahwa pemilu akan diadakan pada 9 Desember 2020 mendatang. Karena dilangsungkan di tengah pandemik COVID-19, ia pun memberikan penjelasan kepada masyarakat agar tidak takut untuk menggunakan hak suara saat pandemik ini. Dengan catatan, tetap melaksanakan secara ketat prokes COVID-19.

4. Jangan sampai panitia menjadi klaster COVID-19

Panitia Pemungutan Suara Pilkada di Denpasar Bali Akui Waswas COVID-19Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Para petugas juga diharuskan mengikuti rapid test. Mereka yang hasil double rapid test-nya reaktif harus melakukan swab. Tercatat sebanyak 6 orang petugas PPS Desa Dangin Puri Klod mendapatkan bimbingan teknis tata cara pelaksanaan pilkada dengan penerapan prokes. 

“Jangan sampai kami sebagai panitia menjadi klaster COVID-19. Jadi penyebar. Jadi kami dites juga. Kalau takut sih enggak (tidak). Cuma mungkin waswas aja dikit (sedikit). Karena kan ada tes rapid gitu. Nanti takutnya kalau hasilnya reaktif kan jadinya kita harus di swab gitu. Diisolasi lah. Untungnya sih teman-teman PPS di Desa Dangin Puri Klod hasilnya non reaktif,” jelasnya.

5. Aplikasi Sirekap baru akan disimulasikan besok

Panitia Pemungutan Suara Pilkada di Denpasar Bali Akui Waswas COVID-19Uji coba SIREKAP. (jabar.kpu.go.id)

Terkait dengan Sistem Informasi Rekapitulasi Suara (Sirekap), Agus mengaku bahwa akan disimulasikan pada Sabtu (5/12/2020) dan Minggu (6/12/2020) sebab pada pelatihan sebelumnya terjadi masalah terkait login.

Lalu bagaimana para petugas PPS beradaptasi dengan teknologi baru ini? Menurut Agus, syukurnya petugas KPPS di desanya merupakan anak-anak muda sehingga dipastikan mereka paham akan teknologi.

“Kan yang melaksanakan anggota KPPS. Kebetulan teman-teman di KPPS itu masih muda-muda. Jadi mereka setidaknya mengertilah teknologi. Gitu. Jadi cepat teman-teman di Desa Dangin Puri Klod ini,” jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani
  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya