Mobula 8 Bersih-bersih Sampah Laut di Pelabuhan Yatch Bali

Denpasar, IDN Times - Sampah plastik masih menjadi permasalahan bagi Benoa Marina Bali. dermaga yatch di Pelabuhan Benoa ini selalu panen sampah pada bulan-bulan tertentu. Kondisi ini diungkap sendiri oleh Direktur Benoa Marina Bali, Fiona Yap, saat ditemui IDN Times, Senin (20/3/2023) lalu.
Untuk mendukung pengurangan sampah di lautan wilayahnya, Benoa Marina Bali memfasilitasi Mobula 8 kapal sampah buatan Prancis untuk beroperasi dalam beberapa bulan ke depan.
Baca Juga: Kejari Denpasar Tetapkan 5 Orang Tersangka KTP WNA di Bali
1. Sampah plastik di bulan Agustus memenuhi dermaga yatch
Fiona berharap, Mobula 8 akan maksimal mengumpulkan sampah di area dermaga yatch, meski kapasitas mesinnya 90 horse power (hp) tergolong kecil. Setiap tahun di bulan Agustus, dermaga kapal pesiar mewah ini dipenuhi oleh sampah.
“Mungkin setelah 3 bulan masih di sini. Nanti mungkin ada tempat-tempat lain yang membutuhkan bantuan dari Mobula 8 kami akan kirim dia ke sungai. Kan mereka juga ada proyeknya. Atau di sisi lain dari pada Benoa,” jelasnya.
Dalam operasionalnya, Mobula 8 juga membutuhkan dukungan sehingga pembersihan sampah plastik di pesisir bisa maksimal. Sedangkan saat ini kondisi sampah sudah banyak mengendap di dasar laut.
2. Indonesia butuh banyak kapal seperti Mobula 8
Fiona menilai, kapal pembersih sampah semacam Mobula ini sangat dibutuhkan. Tapi kendalanya, kapal tersebut harus didatangkan dari luar negeri. Makanya ia berharap Indonesia harus memikirkan untuk membuat kapal pembersih lautan sendiri.
“Saat ini memang kami sangat membutuhkan kapal seperti Mobula di pesisir. Tapi kalau mungkin bisa jangan dibawa lagi dari luar negeri. Kalau bisa kapal itu dibuat di Indonesia,” ungkapnya.
Dari kacamatanya, Pemerintah Daerah pun belum memiliki solusi menanggulangi masalah sampah plastik sampai sekarang. Sehingga ia juga berharap agar pemerintah berani merangkul para pihak yang fokus terhadap pengurangan polusi plastik.
“Iya kita butuhkan mereka. Karena mereka punya tim scientific,” jelasnya.
3. Peduli sampah mulai dari Bali
Pihaknya berharap agar masyarakat memiliki kesadaran dalam membuang sampahnya, dan memulai bergaya hidup tanpa plastik. Masyarakat harus menyadari banyaknya ekosistem di lautan rusak karena cemaran sampah plastik.
“Kita ubah dulu perilaku masyarakat. Kita mulai dari Bali dulu,” kata Fiona.