Menteri Yasin Ingin Ubah Image Petani yang Kusut dan Berkeringat

Pemprov Bali dapat dukungan 100 persen dari Menteri Yasin

Denpasar, IDN Times – Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan akan mendukung penuh upaya peningkatan sektor pertanian Provinsi Bali sesuai yang dipaparkan oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster, usai menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) Komitmen Mendorong Kegiatan Pertanian, Perkebunan dan Peternakan di Bali di wantilan Kertha Sabha Rumah Jabatan Gubernur Bali, Sabtu (4/1).

“Yakin Pak Gubernur kalau pertanian menjadi luar biasa di sini, 11 atau 12 persen dia menjadi 20-30 persen akselerasi dari ini akan meningkat luar biasa. Oleh karena itu pertanian adalah pilar daerah. Pertanian adalah pilar bangsa. Pertanian bersolusi langsung kepada ekonomi rakyat yang paling kecil sekalipun. Pertanian yang baik bersolusi pada kehidupan,” ungkapnya Yasin Limpo.

Berikut penjelasannya:

1. Yasin Limpo menyatakan dukung 100 persen kebijakan Gubernur Koster yang memprioritaskan sektor pertanian

Menteri Yasin Ingin Ubah Image Petani yang Kusut dan BerkeringatIDN Times/Ayu Afria

Menteri Yasin Limpo menyampaikan, masalah pertanian bukan hanya masalah Kementerian Pertanian saja. Tetapi juga menjadi masalahnya Gubernur dan Bupati yang memiliki empati nasional serta kebangsaan. Sehingga kebijakan yang dijalankan para pemimpin daerah ini harus berpihak kepada rakyat. Lantaran sektor pertanian pun berhubungan langsung dengan lapangan kerja yang besar. Baik produk utama maupun turunan produknya yang bisa digarap dengan baik.

Yasin menegaskan, setiap orang punya kesempatan untuk kaya di sektor pertanian, bukan malah semakin miskin. Dari pandangannya, tidak ada pertanian yang gagal selama tidak salah berproses, dan kondisi alam mendukung.

“Pak Gubernur saya dukung, Pak 100 persen. Apa yang Pak Gubernur sudah impikan dan cita-citakan, baik yang Bapak bilang maupun dalam tersirat yang saya tangkap sebagai orang yang pernah menjadi Gubernur, saya yakin itu sesuatu yang harus dijadikan energi di sini,” katanya.

Hal ini diungkapkan setelah Koster, menjadi Gubernur pertama di Indonesia yang menyatakan bahwa sektor pertanian menjadi prioritas dan fokus kerjanya ke depan. Di samping itu, Bali yang kaya produk pertanian dengan label nama Bali ini mengakui memang belum menggarap total potensinya tersebut.

Koster mengaku akan menggenjot sentra produk pertanian lokal Bali di hilir, mengembangkan ekspor komoditas pertanian, terutama yang sudah memiliki nama bagus.

“Kami ingin mengembangkan Bali sebagai pertanian organik. Kami menerbitkan peraturan daerah baru diundangkan Pak, baru disetujui oleh Mendagri (Kementerian Dalam Negeri) Perda Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Sistem Pertanian Organik Bali,” ucapnya.

2. Ingin mengubah image pertanian yang kusut, berlumpur dan berkeringat

Menteri Yasin Ingin Ubah Image Petani yang Kusut dan BerkeringatIDN Times/Ayu Afria

Yasin ingin mengubah image pelaku sektor pertanian yang selalu identik dengan lumpur, kusut dan keringat.

“Pertanian dengan 4.0 itu di pinggir kali. Kita main dengan Internet of Thinking (IoT) sekian hektare dalam program dan selesai. Sudah seperti itu. Kalau begini, tantangan kita besar Pak Gub. Insya Allah saya dukung Napak. Saya dukung. Kita bicara yang konkret, pertanian hanya salah, termasuk peternakan, kalau memang manajemen terapannya tidak betul,” terangnya.

“Memang tidak dibutuhkan pura-pura di sini Pak Gub. Jangan biasakan kita sulap-sulap kalau dengan segala hati yang ada. Kurang baik apa bangsa ini pada kita. Oleh karena itu saya berharap membuat loncatan ke depan tidak biasa-biasa itu dalam kendali Pak Gubernur di sini. Saya bersama Pak Gubernur Insya Allah,” tegasnya.

Pihaknya mengaku sedikit mengubah polanya. Yaitu dengan tidak bagi-bagi alsintan (Alat mesin pertanian) utama, bagi-bagi sarana dan prasarana. Namun ia mendorong dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Kami bagian satu provinsi Rp1 triliun dalam kendali. Bapak mau ambil di mana. KUR itu kan biasanya kalau dia ngambil, rakyat ini ngambil di tempat di bank dengan bunga yang adakan antara 9, 11 sampai 12 persen baru keluar. Ini hanya enam persen Pak Gub,” katanya di hadapan Gubernur Bali.

Kemajuan sektor pertanian juga bisa tercapai apabila ada intervensi teknologi yang lebih baik. Termasuk bantuan bibit dari Litbang dan bantuan pupuk organik terbaik.

Baca Juga: 7 Fakta Capaian Pembangunan Bali Tahun 2019 di Era Wayan Koster

3. Beras selalu identik dengan image impor. Bali sudah ekspor beras organik ke Australia

Menteri Yasin Ingin Ubah Image Petani yang Kusut dan Berkeringatpertanian.go.id

Selain itu, Yasin mengajak Gubernur Koster untuk mengubah image sektor pertanian Indonesia yang identik dengan impor.

“Beras selalu saja image-nya impor. Kita ubah yuk Pak Gub, dan hari ini sudah terubah. Ekspor Bapak dalam catatan saya sekarang itu nilainya Rp530 miliar, 2019. Kita komit tiga kali lipat yuk. Manggis, apa segala macam. Berarti Dirjen Hortikultura juga turun tangan,” ucap Yasin.

Pihaknya menjelaskan, pemerintah memang harus ekspor, tetapi impor juga diperlukan terutama bagi yang tidak mampu dilakukan. Kemampuan ekspor ini sudah ditunjukkan oleh Provinsi Bali. Yaitu berupa ekspor beras organik ke Australia yang mencapai 16 ton.

“Selain manggis yang sudah ekspor ke Tiongkok. Sudah bagus pasarnya di Tiongkok. Kami akan mendorong lagi komoditas yang lain selain manggis. Tadi beras organik, bagus sekali. Kami akan mendorong lagi untuk komoditas yang lain selain itu. Kami tengah menggalakkan ekspor komoditas pertanian. Kami ingin mengembangkan industri hasil olahan pertanian,” jelas Koster menanggapinya.

Termasuk dalam kesempatan ini, Koster juga memaparkan upaya pelegalan arak dan jenis minuman tradisional lainnya.

4. Menteri Yasin pamerkan terobosan AWR

Menteri Yasin Ingin Ubah Image Petani yang Kusut dan BerkeringatIDN Times/Ayu Afria

Kementerian Pertanian juga mengenalkan sebuah terobosan yang diikenal dengan nama AWR (Argriculture Ware Room).

“Kami punya sekarang Argriculture Ware Room, kayak pentagon Pak.  Saya bisa melihat semua yang terjadi di Bali sampai di sudut jalannya Bapak. Bapak tinggal sebut kecamatan mana, kabupaten mana, desa mana semua potensinya saya bisa lihat. Ini sudah dipupuk atau tidak, aku pun bisa lihat Pak,” kata Yasin.

Oleh karenanya, pihaknya menyarankan agar Bali juga membuat AWR sendiri, satu link dengan AWR Kementerian Pertanian.

Baca Juga: Gubernur Koster Tancap Gas! Mutasi 432 Pejabat Pemprov Bali

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya