Memahami The Art of Mother Earth, Karya Pelukis Yaari Rom untuk Alam

Pameran ini akan digelar mulai Rabu, 6 Juli 2022

Badung, IDN Times – Seniman asal Amerika Serikat, Yaari Rom, menggelar pameran lukisan ekspresionis transformative yang terinspirasi dari alam. Pameran ini rencananya digelar pada Rabu 6 Juli 2022 hingga 24 Juli 2022 di Park23 Gallery & Creative Hub, Tuban, Kabupaten Badung, mulai pukul 12.00 hingga 20.00 Wita.

Pada pameran retrospektif ini, jiwa sebuah karya bertransformasi, dari karya garis hitam dan putih, monoton, buram, dan pigmen fluoresen ke garis-garis. Sebuah gerakan untuk merayakan kesadaran akan bumi. 

Baca Juga: Mengenal Baleganjur Wave of Springs di PKB, Filosofi Sungai di Ubud

1. Kompleksitas keterlibatan manusia dan alam dengan kebebasan berekspresi

Memahami The Art of Mother Earth, Karya Pelukis Yaari Rom untuk AlamKarya seni Yaari Rom bertajuk tentang The Art of Mother Earth. (IDN Times/Ayu Afria)

Karya Yaari terinspirasi dari kompleksitas keterlibatan manusia dan alam dengan kebebasan berekspresi. Ia telah bertahun-tahun melakukan perjalanan dari satu negara ke negara lain dan terlibat dalam teater dan seni jalanan.

"Art adalah proses. Saya lebih suka Anda mengetahui apa yang Anda pikirkan terkait hasil seni saya. Ekspresi, kebebasan berekspresi. Kebebasan menulis, adalah salah satu keindahan yang nyata," ungkapnya.

Yaari menetap untuk mengekspresikan diri dengan seni dan lukisannya, yang kemudian membawanya ke Pulau Dewata. Melalui karyanya, melalui goresan warna, ia ingin memberikan inspirasi dan meningkatkan kesadaran untuk melindungi kesakralan Bali, baik tanah maupun lautan.

2. Keindahan alam Bali yang memikat, menginspirasi Yaari untuk membagikan visinya

Memahami The Art of Mother Earth, Karya Pelukis Yaari Rom untuk AlamKarya seni Yaari Rom bertajuk tentang The Art of Mother Earth. (IDN Times/Ayu Afria)

Setibanya di Bali pada tahun 2003, Yaari langsung merasa seperti pulang kembali ke rumah dengan keindahan pulau dan unsur spiritualitas budaya Bali yang menakjubkan. Yaari mengaku ia tidak ingin kembali ke negaranya dan memilih tinggal sampai akhir hidupnya di Bali. Diprakarsai oleh ibu dan teman-temannya, Yaari akhirnya mendirikan studio pertamanya di Penestanan, Ubud.

"Sejak tahun 2003 sampai sekarang, Bali telah berubah. Untuk beberapa alasan, saya tidak setuju dengan perubahan itu. Perusakan lingkungan. Saya percaya kita tidak bisa menghentikan industri. Akan tetapi kita bisa memperlambatnya," ungkapnya.

Ia mengajak berpikir untuk menjaga lingkungan karena hal inilah yang bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya. Keindahan alam yang memikat, menginspirasi Yaari untuk membagikan visinya dan menciptakan sekolah kecil untuk anak-anak lokal. Setelah bertahun-tahun membangun sekolah, ia tertarik pada pengembangan yang lebih besar. Yaari lalu memutuskan untuk pindah ke Seminyak dan membangun Yaari Toya Center keduanya.

3. Mengajak semua generasi mengambil bagian pelestarian lingkungan hidup

Memahami The Art of Mother Earth, Karya Pelukis Yaari Rom untuk AlamKarya seni Yaari Rom bertajuk tentang The Art of Mother Earth. (IDN Times/Ayu Afria)

Karya-karya Yaari dalam pameran yang diberi tajuk The Art of Mother Earth adalah tentang mengambil peran untuk planet, yang lahir dari urgensi dari berbagai masalah lingkungan saat ini. Selain itu, didorong oleh niat positif yang kuat.

Tekat untuk melindungi bumi lewat karya seni dijadikan sebagai bentuk perlawanan disinformasi dan untuk merefleksikan kebiasaan buruk di bidang lingkungan dan perilaku sosial.

"Yang paling penting bagi saya adalah konservasi alam. Tanpa alam, kita tidak akan ada," ungkapnya.

Yaari merasa tanggung jawab seorang seniman sepanjang sejarah adalah untuk menceritakan sebuah kisah ironis melalui konten visual. Ia menekankan pentingnya semua generasi untuk mengambil bagian dan memiliki kepekaan terhadap gerakan sosial untuk lingkungan hidup.

4. Memerlukan waktu untuk sendiri selama 1 sampai 2 bulan

Memahami The Art of Mother Earth, Karya Pelukis Yaari Rom untuk AlamKarya seni Yaari Rom bertajuk tentang The Art of Mother Earth. (IDN Times/Ayu Afria)

Sementara itu, manager Yaari, Ni Made Toya, menilai bahwa Yaari adalah seniman yang sangat berbeda. Ia berani mencampurkan warna yang tidak berani dilakukan seniman lain yang ia temui. Kekhasan Yaari terlihat saat proses berkarya. Yaari memerlukan waktu untuk sendiri selama 1 sampai 2 bulan dan tidak mau diganggu selama melukis di studionya. Situasi ini membutuhkan perlakuan khusus. 

"Saya melihat dia sangat eksentrik. Seperti sangat liar san itu sangat menarik. Bertalenta dan sangat menakjubkan," ungkap Ni Made Toya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya