Masalah Gigi Naik saat Pandemik, Warga Bali Belum Sadar Preventif

Ada layanan perawatan gigi gratis untuk masyarakat

Badung, IDN Times – Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2022 diselenggarakan di Bali, mulai Senin (5/12/2022) hingga Rabu (7/12/2022). Disediakan layanan perawatan gigi gratis untuk masyarakat, serta edukasi pentingnya memulihkan kebiasaan menyikat gigi pada pagi dan malam hari.

Selain itu, digaungkan pula pentingnya berkonsultasi ke dokter gigi. Berdasarkan data yang ada, angka konsultasi mengalami penurunan selama pandemik COVID-19. Nah, seperti apa kebiasaan masyarakat Bali dalam merawat kesehatan gigi?

Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru Tak Pengaruhi Aktivitas Bandara Ngurah Rai

1. Masyarakat berobat ketika kondisi kesehatan gigi sudah di fase kuratif

Masalah Gigi Naik saat Pandemik, Warga Bali Belum Sadar PreventifBulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2022. (Dok.IDN Times/istimewa)

Direktur Utama RSGM Universitas Udayana, drg Putu Ratna Kusumadewi, mengungkapkan bahwa keinginan masyarakat Bali untuk datang berobat sebagai bentuk preventif terhadap kesehatan gigi masih kurang. Fakta yang ia temukan di lapangan, terungkap bahwa rata-rata masyarakat datang ketika kondisi kesehatan gigi sudah di fase kuratif dan rehabilitatif.

“Kesadaran preventifnya saya rasa masih kurang. Angka karies juga meningkat, sekitar 80 sampai 90 persen karies,” jelasnya.

Masalah Gigi Naik saat Pandemik, Warga Bali Belum Sadar PreventifBulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2022. (Dok.IDN Times/istimewa)

Ditambahkan oleh Koordinator Program Studi Kedokteran Gigi FKUNUD, Dr drg Putu Lestari Sudirman, bahwa permasalahan gigi dan mulut di Bali juga masih memprihatinkan. Kesadaran dan pemahaman masyarakat Bali dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut masih sangat rendah.

“Meski mengaku telah rutin menyikat gigi dua kali sehari, ternyata kondisi gigi mereka memperlihatkan sebaliknya. Laporan RSGM UNUD menemukan bahwa 80 sampai 90 persen pasien bermasalah dengan karies. Ternyata cara atau waktu menyikat gigi mereka masih kurang tepat. Selain itu, dampak dari pandemik menyebabkan mereka kesulitan berkonsultasi ke dokter gigi karena takut dan terhalang biaya,” ujarnya.

2. Ada ketakutan calon pasien periksa gigi saat pandemik

Masalah Gigi Naik saat Pandemik, Warga Bali Belum Sadar PreventifBulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2022. (Dok.IDN Times/istimewa)

Ketua Pengurus Besar PDGI, drg Usman Sumantri, mengungkap selama pandemik pelayanan gigi mengalami penurunan drastis. Hal ini diduga karena ketakutan calon pasien saat melakukan layanan gigi ketika pandemik. Contohnya di masa pandemik, sekitar 60 persen dari orang yang mengalami sakit gigi tetap menghindari ke dokter gigi.

Selain itu, ada sejumlah kendala akses di sebagian besar provinsi dan kabupaten atau kota, baik dari permasalahan biaya maupun jumlah keberadaan dokter gigi yang belum sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Terlebih lagi dokter gigi spesialis. Menurutnya diperlukan intervensi segera untuk memulihkan kebiasaan masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.

“Menurut saya memang pandemik membawa dampak luar biasa dan drastis kepada pasiennya maupun pemilik layanan. Karena takut ya (tertular virus saat pandemik saat pandemik). Tapi sekarang sudah mulai pulih ya,” jelasnya.

3. Sediakan pelayanan pemeriksaan gigi gratis terhadap 300 pasien

Masalah Gigi Naik saat Pandemik, Warga Bali Belum Sadar PreventifIlustrasi Dokter Gigi di Tengah Pandemik COVID-19. (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Sementara itu, Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia, drg Ratu Mirah Afifah, mengungkapkan bahwa tahun ini peringatan BKGN 2022 memberikan pelayanan pemeriksaan gigi gratis terhadap 300 pasien. Selain juga mendorong masyarakat menggunakan aplikasi sehingga memudahkan untuk mendapatkan layanan konsultasi.

“Yang menjadi masalah utama di kesehatan gigi dan mulut itu adalah gigi berlubang dan penyakit gigi. Gigi berlubang ini dialami oleh sekitar 90 persen anak-anak. Jadi jarang sekali kami menemui anak-anak yang free caries. Padahal sebetulnya penyakit gigi dan mulut sangat mudah dicegah,” ungkapnya.

Masalah Gigi Naik saat Pandemik, Warga Bali Belum Sadar Preventifilustrasi nursing bottle caries atau karies gigi pada anak (practo.com)

Survey yang dilakukan oleh PT Unilever Indonesia di 8 negara, membuktikan bahwa terjadi penurunan kebersihan di lidah dan mulut selama pandemik COVID-19. Ia menduga bahwa hal ini terjadi karena masyarakat menganggap hanya beraktivitas di rumah saja dan ke mana-mana menggunakan masker. Jadi ada anggapan bahwa aman jika tidak sikat gigi.

“Survei menemukan kebiasaan orangtua menyikat gigi pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur menurun sebesar 5 persen, bahkan pada anak penurunannya dua kali lebih besar, yaitu 11 persen. Meski pandemik sudah mereda, kebiasaan yang terlanjur terbentuk ini belum berubah signifikan,” jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya