Cari Bekal ke RS, Gede Dibully Netizen Ketika Jual Memori Handphone

Jangan keburu menjudge sebelum bertanya

Denpasar, IDN Times – Kisah sedih dialami oleh seorang pelajar laki-laki kelas 2 Sekolah Menengah Atas (SMA) berinisial Gede S (17) asal Payangan, Kabupaten Gianyar. Alih-alih mendapatkan dukungan dari netizen, ia dibully ketika memosting memori handphone 8 GB miliknya yang dijual seharga Rp40 ribu di grup jual beli lokal di Facebook.

Memori tersebut sejatinya ia gunakan untuk menyimpan tugas-tugas sekolah. Namun ayahnya, Komang Sadiya (50), kembali masuk ke rumah sakit. Sehingga ia bermaksud untuk menjual memori tersebut sebagai bekal ke rumah sakit. Senin (10/8/2020) kepada IDN Times, Gede menceritakan kisahnya mendapat bully-an netizen ketika memosting memorinya. Berikut hasil wawancara IDN Times via telepon:

Baca Juga: Kenalin Putu Arsa dan Kadek Ayu, Hidupi Ibunya Stroke dan Kakek Nenek

1. Bapaknya mengalami muntah darah ketika ia tengah mengerjakan tugas sekolah

Cari Bekal ke RS, Gede Dibully Netizen Ketika Jual Memori HandphoneFoto hanya ilustrasi. (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Penyakit yang dialami ayahnya kambuh ketika Gede tengah mengerjakan tugas sekolah, Rabu (5/8/2020) lalu. Kala itu, ayahnya sudah mengeluhkan sakit perut setelah sarapan pagi. Pada 13 hari yang lalu, ayahnya juga pernah dirawat di rumah sakit dengan sakit yang sama.

“Ternyata kambuh lagi penyakit bapaknya gitu. Pertama itu katanya, maaf ini ya, katanya kalau buang air besar keluar darah. Tapi bapaknya mengira paling nggak apa-apa gitu. Akhirnya agak siang itu, menjelang makan siang itu muntah darah bapaknya,” jelas Gede.

Komang Sadiya kemudian memberitahu anak nomor dua berusia 13 tahun agar mencari Gede, untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Setelah itu Gede menitip pesan kepada bibinya, jika nanti sang ibu mencari agar memberitahukan sedang ke rumah sakit untuk mengantar sang ayah. Saat itu ibunya masih berjualan kue yang dititipkan ke warung.

“Waktu antar ke rumah sakit saya coba antar juga. Itu saya kebetulan nggak ada uang kan. Ibu saya juga lagi keluar sedangkan adik saya juga sakit. Keduanya itu (dua adiknya). Ya udah saya bilang aja keluar,” katanya.

Sesampai di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya, Komang Sadiya yang kesehariannya sebagai buruh proyek kembali muntah darah dalam jumlah banyak. Menurut keterangan yang Gede dapatkan, sang ayah menderita Hepatitis B bercampur dengan TBC, dan sakit lambung. Penyakit ini baru diketahui tahun 2017 lalu, padahal ayahnya sudah menderita lama.

Sekitar pukul 14.00 WITA, sang ibu kemudian menyusul ke rumah sakit. Sementara kedua adiknya yang sakit dititipkan ke rumah paman.

“Itu dah, uang hasil dari ibu saya jualan kue itu (Hari itu) langsung dikasih saya untuk pulang sama beli makan di rumah gitu,” jelasnya.

2. Ia menjual memori seharga Rp40 ribu di Facebook. Tetapi berujung dibully oleh netizen

Cari Bekal ke RS, Gede Dibully Netizen Ketika Jual Memori HandphoneUnsplash.com/Tom Pumford

Sesampai di kosnya daerah Kota Denpasar, Gede terus memikirkan kondisi keluarganya. Ibunya yang hanya tukang sapu, buruh lipat tas, dan penjual kue tentu tidak cukup untuk membiayai kehidupan mereka. Apalagi Gede dan adiknya juga masih memerlukan sokongan dana, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun sekolah.

Lalu ia berpikir untuk menjual memori handphone 8 GB miliknya yang biasa ia gunakan untuk menyimpan tugas sekolah. ia menjualnya seharga Rp40 ribu di grup jual beli lokal Facebook. Ia mengakui postingannya mendapatkan banyak respon, namun sebagian dari mereka menawar setengah harga.

“Saya kepikiran dah itu waktu di rumah. Ah, coba jual memori gitu. Saya posting dulu memori. Saya jual harganya Rp40 ribu itu, harganya kalau mau ditawar lagi boleh. Nah malah banyak yang nge-bully itu dah langsung. Tapi saya nggak tanggapin gitu,” ceritanya.

Ia tidak mengingat siapa saja yang membully-nya saat itu. Namun kata-kata pedas yang dilontarkan melalui pesan tertulis itu sempat ia baca dan masih teringat jelas. Mulai dari bentuk komentar "Nggak mati aja sekalian", yang ditujukan untuk ayahnya yang sedang dirawat di rumah sakit. Hingga dibilang "Modus", "Nggak punya otak", hingga dikomentari "Jual bapak".

“Ya malah biarlah nggak apa-apa. Tapi lama kelamaan kok makin keras nge-bully-nya gitu. Habis itu saya coba posting yang lain. Ada HP (Handphone) bapak saya, Nokia nggak kepakai tapi masih bisa hidup kan. Saya coba foto, saya post juga di Facebook. Saya post ada juga yang mau beli, syukur juga. Dari Mengwi (Nama Kecamatan di Kabupaten Badung) orangnya minta ketemu sama saya, langsung dicek HP-nya dapat Rp75 ribu gitu,” ungkapnya.

Uang Rp75 ribu tersebut kemudian digunakan untuk makan, bekal, uang bensin ke rumah sakit, dan membeli kuota internet. Ia lalu bertemu dengan relawan dari Yayasan Relawan Bali yang memintanya agar tidak menjual memori tersebut.

“Relawan Bali ini dah yang ngasih tahu saya untuk jangan jual memori. Simpan aja memorinya. Saya nanti sama teman-teman bantu,” menirukan ucapan relawan tersebut.

“Nah, saya awalnya nggak mau gitu. Takut saya dikira ngemis-ngemis soalnya di Facebook saya sudah di-bully habis-habisan gitu. Tapi akhirnya bli-nya (Nama panggilan mas di Bali) yang datang ke rumah sakit malamnya gitu,” jelasnya.

Akhirnya dari uang Rp75 ribu dan bantuan relawan tersebut, Gede urung menjual memori handphone-nya.

3. Gede juga menjual akun ML hingga servis handphone yang rusak ringan untuk mencari uang

Cari Bekal ke RS, Gede Dibully Netizen Ketika Jual Memori Handphoneggwp.id

Sebagai anak tertua, Gede bingung harus berbuat apa untuk membantu keluarganya. Adiknya yang pertama baru saja duduk di bangku kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sedangkan adiknya yang kedua baru berusia 11 bulan.

Demi membantu sang ibu, Gede menjual akun Mobile Legends (ML). Terkadang ia menawarkan jasa servis handphone yang kerusakannya ringan di media sosial (Medsos).

“Bingung ya. Pengin bantu juga. Gak bisa bantu banyak. Kadang saya cuma bisa kayak jual akun-akun. Saya kan main Mobile Legends itu, kadang akunnya saya jual dapat uang pakai bantu sedikitlah untuk makan, untuk beli sembako. Gitu biasanya. Sama kalau ada servisan HP itu ya saya ambil juga,” terangnya.

4. Ia harus kerja dulu untuk membeli kuota supaya bisa belajar

Cari Bekal ke RS, Gede Dibully Netizen Ketika Jual Memori HandphoneIlustrasi uang. IDN Times/Zainul Arifin

Apalagi dengan sistem belajar daring selama pandemik, Gede dan adiknya juga membutuhkan kuota internet untuk mengikuti pelajaran di sekolah. Gede mengaku haru mengajari sepupunya agar bisa mendapatkan upah sebagai bekal membeli kuota internet.

“Gini, saya ke rumah tante saya. Tante dari ibu. Kan disuruh ngajarin anaknya buat PR (Pekerjaan Rumah) itu. Kalau selesai dikasih upah Rp20 ribu, Rp25 ribu sama tante saya. Itu dah kadang saya buat beli kuota, kadang saya buat makan juga. Tapi sekarang udah nggak lagi. Baru empat kali,” ujar Gede.

Beruntung ia dan adiknya masih mendapatkan bantuan keringanan di sekolah. Namun kali ini kondisi keluarganya memang sangat memerlukan bantuan. Sudah dua bulan lebih, tanggungan kos keluarganya belum terbayar.

Sementara itu Andy, relawan dari Yayasan Relawan Bali, menjelasan pihaknya telah membantu Gede berupa sembako, perlengkapan sekolah, uang tunai, dan keperluan lain untuk meringankan beban keluarganya ini.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya