Laka Laut Sering Terjadi di Bali, Peluang Hidup & Matinya Fifty-Fifty

Hati-hati main di laut ya!

Denpasar, IDN Times – Banyaknya kejadian kecelakaan di wilayah perairan pantai Bali, mendorong tim rescue untuk meningkatkan skill yang memadai. Oleh karenanya Badan SAR Nasional (Basarnas) melalui Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar menyelenggarakan Latihan SAR (Search and Rescue) Daerah, pada Rabu (18/9) yang berlangsung selama dua hari.

1. Masyarakat lokal dan turis asing menjadi korban kecelakaan di laut

Laka Laut Sering Terjadi di Bali, Peluang Hidup & Matinya Fifty-FiftyIDN Times/Ayu Afria Ulita

Bali merupakan primadona pariwisata yang populer di dunia. Seni budaya serta pesona alamnya menjadi magnet bagi wisatawan asing dan lokal. Satu di antara yang menjadi andalan pariwisata Bali adalah wisata tirta seperti diving, snorkling, olah raga air dan banyak lagi aktivitas lain di perairan.

Bentangan pantai dari daerah Kuta, Canggu, Tanjung Benoa, Sanur dan pantai eksotis lainnya menjadi daya tarik sendiri, namun kadang kala dibarengi dengan kejadian kecelakaan laut. Laporan kecelakaan laut kerap kali terjadi di Bali. Korbannya tak hanya turis asing, tetapi juga masyarakat lokal.

“Kecelakaan laut ini cukup besar ya. Memang sebagian besar ini kecelakaan itu di daerah Bali, ini di laut. Baik itu nelayan yang tidak terlambat pulang atau nggak pulang. Ataupun wisatawan-wisatawan ini,” terang Kepala Kantor SAR Denpasar, Hari Adi.

2. Kecelakaan laut selalu mendominasi kejadian, angka keselamatan korban fifty-fifty

Laka Laut Sering Terjadi di Bali, Peluang Hidup & Matinya Fifty-FiftyDok.IDNTimes/Istimewa

Mengingat kecelakaan dan bencana bersifat unpredictable, sehingga kisaran angka kejadian pun tak bisa sepenuhnya diprediksi. Apalagi Bali sebagai pusat wisata dunia memiliki potensi dan aspek kejadian yang tidak diharapkan.

Hari Adi menyampaikan, kejadian orang hilang di gunung menempati porsi yang sangat kecil dibandingkan kecelakaan laut. Berdasarkan data musibah Kantor Basarnas Bali pada tahun 2018, tercatat penanganan kondisi membahayakan manusia sebanyak 61 kejadian. Sementara tahun ini dari bulan Januari hingga Agustus sebanyak 31 kejadian.

“Yang bisa diselamatkan ya. Ini fifty-fifty ya. Ya, kalau orang tenggelam ini mempunyai kesempatan hidup, butuh waktu yang kecil sekali. Cukup singkat,” tegasnya.

3. Tidak gampang, kondisi alam selalu memengaruhi proses evakuasi

Laka Laut Sering Terjadi di Bali, Peluang Hidup & Matinya Fifty-FiftyIDN Times/Ayu Afria Ulita

Walaupun skill yang dimiliki personel rescue mumpuni, namun semua upaya penyelamatan tetap bergantung pada alam. Faktor alam ini menjadi kendala utama. Apalagi berhubungan dengan arus laut yang cukup besar.

Saat ditanyai terkait kondisi alam Bali, Hari Adi hanya menjawab susah diprediksi. Mengingat letak Bali berada di antara Selat sehingga pergerakan arus susah diprediksi. “Jadi faktor alam ini yang kesulitan. Yang selama ini kami hadapi,” terangnya.

4. Basarnas melakukan latihan berkala untuk meluweskan kemampuan personelnya

Laka Laut Sering Terjadi di Bali, Peluang Hidup & Matinya Fifty-FiftyIDN Times/Ayu Afria Ulita

Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Didi Hamzar, menyampaikan pelatihan selama dua hari itu sebagai tambahan value, yang menjadi modal untuk memberikan bantuan kepada masyarakat. Tentu harapannya akan meningkatkan koordinasi, kerja sama dan fungsi kesiapsiagaan di Bali yang lebih baik lagi.

“Kantor SAR Denpasar dibantu dengan potensi yang ada, TNI, Polri, BPBD, masyarakat dan lainnya. Karena Basarnas dituntut harus mampu 28 menit sejak terima laporan. Untuk segera memberikan bantuan ke lokasi. Itu tidak mungkin Basarnas kerja sendiri,” jelasnya

Banyaknya kejadian kecelakaan di perairan Bali ini, lanjut Didi Hamzar, maka simulasi yang akan diberikan adalah kasus tenggelam. Personel nantinya dibekali teknik-teknik pertolongan. Termasuk teknik pertolongan di ketinggian. Karena personel sering melakukan pertolongan dari tebing.

“Orang mandi di pantai, orang lagi surfing, orang lagi diving. Kami fokus ke sana. Skenario seperti itu akan kami mulai. Dari menerima laporan sampai memberangkatkan tim. Sampai pola pencarian sampai kepada proses media handling. Semua sesuai prosedur Basarnas,” terangnya.

5. Personel SAR akan ditempatkan di Nusa Penida, dan dibuatkan pos

Laka Laut Sering Terjadi di Bali, Peluang Hidup & Matinya Fifty-FiftyDok.IDNTimes/Ayu Afria

Merespon banyaknya kejadian kecelakaan di Kawasan Nusa Penida, Didi Hamzar mengaku telah menempatkan Unit Siaga SAR di wilayah tersebut, sebagai bentuk perpanjangan respons tim SAR Denpasar apabila terjadi kecelakaan di laut Nusa Penida.

“Kami mendorong Unit Siaga ini nantinya akan menjadi Pos SAR. Nah, Pos SAR itu kan prosesnya masih perlu persetujuan dari Kemenpan. Jadi upaya-upaya kami di pemerintahan bagaimana Unit Siaga ini ditingkatkan menjadi Pos SAR. Ada penambahan rescuer,” tegasnya.

Menyambung pernyataan tersebut, Kepala Kantor SAR Denpasar, Hari Adi, telah menempatkan empat personelnya di Unit Siaga SAR Nusa Penida, yang dilengkapi dengan satu unit RIB (Rigid Inflatable Boat), satu unit Rubber boat, serta peralatan darat.

6. Risiko berwisata alam lebih tinggi. Jadi, wisatawan diharapkan ikut waspada

Laka Laut Sering Terjadi di Bali, Peluang Hidup & Matinya Fifty-FiftyIDN Times/Ayu Afria Ulita

Meskipun belum tercatat secara pasti di mana lokasi wisata yang berisiko di Bali, namun Didi menyebutkan beberapa lokasi yang dianggapnya rawan. Di antaranya kawasan Pantai Tanjung Benoa yang sangat ramai pengunjung, Manta Point dan Nusa Penida.

Sepanjang pesisir pantai di Nusa Penida hingga ke Candidasa dan Tulamben merupakan daerah yang ramai dikunjungi turis. Kata Didi, daerah itu tidak luput dari potensi bahaya. Namun secara garis besarnya, seluruh pantai di Bali sangat berpotensi, sehingga mesti harus dijaga.

“Masyarakat juga meningkatkan perilaku safety dalam beraktivitas maupun dalam berusaha,” pintanya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya