Inovasi Aspal Plastik Kresek, Diklaim Lebih Stabil dan Tahan Retak

Sudah ada yang lihat penampakannya?

Badung, IDN Times – Pernahkah kamu mendengar aspal plastik? Atau setidaknya melewati jalan dari aspal plastik? Jalan aspal plastik ini rupanya juga sudah masuk ke Bali loh.

Salah satu jalan yang memakai aspal plastik berada di Jalan Jepun, tepatnya sepajang sisi Jimbaran Hub. Pengaspalan jalan ini penghubung Desa Jimbaran-Cengiling-Pecatu ini merupakan kerja sama multi pihak antara Chandra Asri Group, ASECH, dan Jimbaran Hijau.

Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy, Chandra Asri Group, Edi Rivai mengatakan, penerapan aspal plastik ini perlu didorong sebagai solusi permasalahan sampah plastik kresek di berbagai wilayah di Indonesia. Dengan keberadaan showcase nasional jalan aspal plastik di Jimbaran tersebut, diharapkan memberikan kemudahan bagi pemerintah kota, dan kabupaten dari berbagai wilayah di Indonesia untuk mempelajari inovasi ini.

“Inisiatif ini tidak hanya dapat membantu mengurangi beban lingkungan tetapi juga memainkan peran penting dalam upaya membangun infrastruktur kota yang andal dan berkelanjutan, serta mendukung visi kota cerdas yang lebih hijau dan efisien,” jelasnya.

1. Inovasi ini memanfaatkan sampah plastik kresek yang bernilai rendah

Inovasi Aspal Plastik Kresek, Diklaim Lebih Stabil dan Tahan RetakAspal plastik (IDN Times/Ayu Afria)

Menurut Edi Rivai, sebelum inovasi ini diterapkan di wilayah Bali, jalan aspal plastik telah diterapkan sepanjang 120,8 kilometer di Pulau Jawa. Dengan kebutuhan sampah plastik bernilai rendah sebanyak 1.086 ton sampah.

“Inovasi ini telah berhasil memberikan manfaat jangka panjang bagi pembangunan infrastruktur dengan menawarkan durabilitas jalan meningkat hingga 40 persen dan memungkinkan anggaran pemeliharaan yang lebih efisien,” ungkapnya.

Lebih jauh, penggunaan aspal plastik mendukung upaya pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) poin nomor 9 dengan mendorong industri dan infrastruktur yang berkelanjutan, nomor 11 dengan mendorong pembangunan kota berkelanjutan, dan nomor 12 dengan memastikan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

2. Sampah plastik yang diambil dari Buleleng

Inovasi Aspal Plastik Kresek, Diklaim Lebih Stabil dan Tahan RetakJalan dengan aspal plastik di Bali (IDN Times/Ayu Afria)

Nah, untuk membuat hal tersebut diperlukan cacahan plastik kresek jenis HDPE dengan ukuran partikel berkisar antara 4-9 milimeter, dan kadar air di bawah 5 persen. Cacahan plastik ini diungkap dapat meningkatkan stabilitas marshall hingga 40 persen, yakni peningkatan ketahanan terhadap air, pelepasan butir, deformasi, dan retak jalan.

Sedangkan dari segi nilai ekonomi, dan daur ulang sampah plastik kresek akan meningkat  sehingga meningkatkan nilai sampah plastik dan mendorong pemulung untuk mengambilnya.

Head of Strategic Planning Jimbaran Hijau, Yusea Eka mengatakan bahwa untuk mengaspal Jalan Jepun tersebut pihaknya harus mengambil sampah plastik dari TPST di Buleleng. “Panjangnya kan sekitar 450 meter kami pakai sekitar 200 kg plastik. Kemarin (sampah plastik) kami ambil dari TPST Buleleng,” ungkapnya.

3. Pencampuran aspal dan plastik memiliki batasan tersendiri

Inovasi Aspal Plastik Kresek, Diklaim Lebih Stabil dan Tahan RetakJalan dengan aspal plastik di Bali (IDN Times/Ayu Afria)

Kepala Balai Bahan Jalan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Yohanes Ronny mengatakan, penerapan aspal plastik untuk infrastruktur ini diharapkan mampu menyerap material plastik low value dalam jumlah yang banyak.

“Dalam penerapannya membutuhkan beberapa pengujian di laboratorium, mulai dari kendala serta karakteristik dari plastik yang perlu ada batasan sendiri dalam proses pencampuran," tekannya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Pusat Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR menunjukkan campuran plastik dengan proporsi 4-6 persen dapat meningkatkan stabilitas jalan hingga 40 persen dibandingkan aspal konvensional.

Sementara itu langkah yang dilakukan adalah aspal dan cacahan plastik dicampur dalam kondisi kering (dry mixing), yakni dengan memasankan agregat atau batuan pada suhu sekitar 160 derajat celcius.kemudian memasukkan cacahan plastik lebih awal dengan tujuan agar plastik dapat melapisi agregat yang panas. Selanjutnya dicampur dengan aspal dan bahan lain sehingga siap digunakan untuk konstruksi jalan.

Dengan mengadopsi aspal plastik, pemerintah kota tidak hanya mendapatkan solusi praktis untuk masalah sampah plastik. Tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas jalan dan efisiensi anggaran.

Baca Juga: Tradisi Menjemur Mayat di Desa Sepang Buleleng

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya