Ramai Tarif Listrik di Bali Naik Selama Pandemik, Ini Pemicunya 

Coba dicatat meterannya

Denpasar, IDN Times – Pandemik COVID-19 belum menunjukkan akan berakhir. Pun kasus transmisi lokal di Provinsi Bali juga semakin banyak. Hingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali membuat berbagai kebijakan untuk memperkecil penyebaran wabah ini. Satu di antaranya kebijakan membatasi aktivitas di luar rumah.

Tak disadari, kebijakan ini berdampak pada kenaikan pemakaian daya listrik rumah tangga. Karena masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya beraktivitas di dalam rumah. Sehingga tanpa disadari, tarif listrik prabayar yang dibebankan kemudian angkanya naik. Kejadian ini kemudian ramai dikeluhkan di media sosial (Medsos).

"Apakah tiang gn ne merase tarif listrik naik ngih? (Apakah saya saja yang merasa tarif listrik naik ya?)" tanya pemilik akun Ekawinadi di grup Facebook lokal di Bali, Rabu (20/5) pukul 19.50 waktu setempat.

Pertanyaan ini langsung ditanggapi oleh ratusan komentar warga Bali. Rata-rata mereka mengeluhkan hal yang sama. Bahkan ada yang merasa naik dua kali lipat. "Tiang (Saya) naik juga biasanya 300. Naik jadi 650," kata Nyoman Sriadi menanggapi pertanyaan itu.  

"Bapak ibu untuk tarif listrik dipastikan tidak ada naik untuk semua golongan tarif. Dipastikan juga tidak ada subsidi silang (Tidak ada tarif yang nonsubsidi menutupi tarif subsidi). Untuk memastikan tagihan sesuai dengan pemakaian, silakan bisa cocokkan angka stand pada meteran listrik dengan angka stand akhir pada struk pembayaran listrik.
Kalo angka stand pada meteran lebih tinggi berarti itu sudah sesuai pemakaian," ujar I Made Arya menanggapi banyak keluhan kenaikan tarif listrik.

Bagaimana sih daya konsumsi listrik masyarakat Bali selama pandemik COVID-19? Kepala Sub Bagian Humas PT PLN (Perusahaan Listrik Negara) UID (Unit Induk Distribusi) Bali, I Made Arya, memberikan ulasannya sebagai berikut:

1. Berikut ini data konsumsi listrik selama pandemik COVID-19 di Bali. Total dari enam kategori tarif listrik:

Ramai Tarif Listrik di Bali Naik Selama Pandemik, Ini Pemicunya Ilustrasi Meteran Listrik. IDN TImes/Hana Adi Perdana

Berdasarkan data yang diterima IDN Times dari Made Arya Kamis (21/5) lalu, dari enam kategori tarif seperti sosial, rumah tangga, bisnis, industri, pemerintah dan multi guna mencatat adanya kenaikan dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya.

Berikut rekapan konsumsi listrik di Bali selama pandemik dan persentase kenaikan di bulan yang sama tahun 2019 lalu:

  • Januari 2020: 540.426.403 KWh (naik 13,25 persen)
  • Februari 2020: 484.653.484 KWh (naik 9,11 persen)
  • Maret 2020: 480.309.245 KWh (naik 2,03 persen)
  • April 2020: 394.892.201 KWh (Turun 17,96 persen).

Dari data itu diketahui pada Januari 2020, konsumsi daya listrik tertinggi tarif bisnis 257.688.652 KWh; rumah tangga 225.952.555 KWh, dan industri sebesar 18.350.893 KWh.

Sedangkan bulan Februari 2020, konsumsi daya listrik bisnis 224.927.805 KWh; rumah tangga 208.109535 KWh' dan pemerintah sebesar 16.213.136 KWh.

Pada Maret 2020, konsumsi daya listrik rumah tangga 219.886.714 KWh; bisnis 207.369.655 KWh; dan pemerintah sebesar 16.735.048 KWh.

Kemudian April 2020, konsumsi daya listrik rumah tangga 213.690.968 KWh; bisnis 132.941.780 KWh; dan pemerintah sebesar 15.938.977 KWh.

2. Berikut rekapan data pelanggan PLN di Bali yang menerima stimulus COVID-19 berupa pembebasan tarif listrik:

Ramai Tarif Listrik di Bali Naik Selama Pandemik, Ini Pemicunya IDN Times/Yogi Pasha

Pemerintah memberikan kebijakan stimulus COVID-19 berupa pembebasan tarif listrik, bagi pelanggan golongan bisnis skala kecil dan industri kecil, yang rencananya akan berlangsung selama enam bulan: Mei hingga Oktober 2020. Berikut data jumlah penerima stimulus di Provinsi Bali:

  • Bali Selatan: 75.360 pelanggan dengan total 7.826.917 KWh
  • Bali Timur: 126.209 pelanggan dengan total 11.963.896 KWh
  • Bali Utara: 105.385 pelanggan dengan total 10.392.761 KWh
  • UID Bali: 306.954 pelanggan dengan total 30.183.574 KWh.

3. Terkait kabar kenaikan tarif yang dialami banyak masyarakat beberapa waktu lalu, ini penjelasannya:

Ramai Tarif Listrik di Bali Naik Selama Pandemik, Ini Pemicunya IDN Times/Ayu Afria

Beberapa minggu yang lalu, publik beramai mengeluhkan kenaikan tarif listrik yang harus dibayarnya di tengah pandemik COVID-19. Kenaikannya berkisar 30 hingga 50 persen. Pihak PLN menyampaikan kenaikan itu akibat meningkatnya konsumsi listrik oleh warga selama pandemik.

General Manager PT PLN UID Bali, I Nyoman Suarjoni Astawa, mengungkapkan kenaikan pemakaian di bulan Maret 2020 tidak tercatat dengan baik. Sehingga pihak PLN masih menggunakan rata-rata tiga bulan sebelumnya. Pada bulan Maret atau April, tagihan pelanggan seharusnya sudah naik dibandingkan bulan berikutnya. Akan tetapi karena pihak PLN memakai rata-rata tiga bulan sebelumnya, inilah yang menyebabkan seolah-olah tidak ada kenaikan.

“Kenaikan pemakaian yang bulan Maret itu numpuk dengan kenaikan yang bulan April. Sehingga bulan Mei rekeningnya terbitnya seolah membengkak gitu ya. Jadi sebenarnya jika bulan Maret kemarin kami mencatat dengan datang ke rumah langsung, maka pada saat April ya pasti sudah ada kenaikan 20 sampai 30 persen. Bahkan ada kenaikan 50 persen,” terangnya.

Baca Juga: Untung Berlipat, Ini Trik Bisnis Padi Sekaligus Ikan dalam satu Lahan

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya