Benarkah Masker Bedah di Bali Langka? Ini Fakta-faktanya

Warga diimbau menggunting masker bekas yang sudah dipakai

Denpasar, IDN Times - Kepanikan warga akibat wabah COVID -19 atau virus corona berdampak pada ketersediaan masker bedah di pasaran. Banyak warga yang mencari masker bedah ini di beberapa apotek, namun ketersediaannya tidak ada. Bahkan harga jual masker di situs jual beli online disebut-sebut harganya melangit. Benarkah demikian?

Berikut ini hasil wawancara IDN Times bersama beberapa warga. Berikut hasil wawancaranya:

1. Susahnya mencari masker bedah di apotek dirasakan beberapa warga Denpasar

Benarkah Masker Bedah di Bali Langka? Ini Fakta-faktanyaWarga beraktivitas menggunakan masker di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020) (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama)

Seorang warga Kota Denpasar, I Wayan Sui Suadnyana (24), mengaku telah menelusuri tiga apotek di wilayah Denpasar untuk membeli masker bedah. Namun rata-rata apoteker selalu menyatakan bahwa stoknya kosong. Sui lalu mendatangi apotek di Jalan Nusa Kambangan, dan Jalan Waturenggong.

Apotek di Jalan Nusa Kambangan menawarkan lima pieces masker bedah seharga Rp20 ribu kepada Sui. Sementara di apotek Jalan Waturenggong kosong.

Sementara seorang karyawati bernama Vivi sudah menelusuri beberapa apotek di wilayah Pemogan, Denpasar Selatan. Namun hasilnya sama-sama nihil. Stok barang yang dicarinya tersebut tidak ada. Ia mengaku merasa aman jika memakai masker bedah.

"Bisa menghindari penularan penyakit dari orang lain, dan polusi udara," ujar Vivi, Selasa (3/3).

Baca Juga: Pemprov Bali Ambil Sikap! Tambah 2 Rumah Sakit Antisipasi Virus Corona

2. Harga di online shop dijual Rp200 ribu sampai Rp300 ribu

Benarkah Masker Bedah di Bali Langka? Ini Fakta-faktanyaScreenshot online shop

Putu Sinta Lestari (25), warga Denpasar, pernah menggalang masker untuk dikirim ke Hongkong beberapa waktu lalu. Namun saat ini stok masker di lapangan mulai sulit dicari. Toko-toko yang biasanya menjual masker sudah tidak ada stok lagi.

“Dapat di apotek tapi itu pun tidak diperbolehkan beli lebih dari dua boks. Satu orang hanya diizinkan satu boks. Lalu besoknya ke sana lagi (Salah satu apotek), di jam yang sama seperti hari sebelumnya sudah ludes,” ungkapnya.

Sinta mengaku memerlukan masker bedah untuk keperluan diri sendiri. Sebab ia mengalami gejala flu dan pilek serta untuk keperluan berkendara sepeda motor.

"Pemerintah harus menangani ini segera. Mungkin ada pengepul yang sengaja menimbun, dan sepertinya pemerintah juga terlalu banyak mengoper masker ke luar negeri. Jadi masyarakat sendiri pun sampai begini, stok di mana-mana nggak ada,” ucapnya.

Beberapa pengecer juga ada yang menjual per piece masker ini seharga Rp5000. Ia juga melakukan pengecekan di online shop. Harga masker bedah justru dijual antara Rp200 ribu hingga Rp300 ribu.

Namun ketika IDN Times menelusuri masker di sebuah situs jual beli online pukul 20.55 Wita, harganya mulai Rp280 ribuan ke atas.

Baca Juga: Cara Mencegah Penularan Virus Corona dan Gejalanya

3. Ketersediaan masker di Kabupaten Badung dan Bangli juga kosong

Benarkah Masker Bedah di Bali Langka? Ini Fakta-faktanyaIlustrasi masker. IDN Times/Asrhawi Muin

Warga Kabupaten Bangli, Trisna Adi Laksana, juga mengaku kesulitan mendapatkan masker bedah di apotek wilayahnya. Ia sudah mendatangi lima apotek, namun selalu dinyatakan kosong.

Sedangkan warga Kabupaten Badung bernama Bagus Putra juga mengungkapkan hal senada. Apoteker di wilayah Kerobokan, Kuta Utara, menyatakan stok masker bedah kosong.

Masih belum puas atas temuan ini, IDN Times lalu mencoba mendatangi toko kesehatan dan kecantikan di Plaza Renon Denpasar pukul 18.30 Wita, Selasa (3/3). Toko ini berada di lantai II, dan berharap menemukan masker bedah untuk keperluan diri sendiri.

"Kosong semua, kak," kata pegawai toko tersebut sembari menunjukkan rak kosong di bagian bawah etalase kepada IDN Times. Kata dia, masker jenis N95 juga habis sejak beberapa hari terakhir.

4. Wakil Gubernur Provinsi Bali menyarankan kepada warga agar menggunting masker bedah setelah dipakai, supaya tidak disalahgunakan

Benarkah Masker Bedah di Bali Langka? Ini Fakta-faktanyaIlustrasi Masker (IDN Times/Ileny Rizky Dwiantari)

Wakil Gubernur Provinsi Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, menyebutkan oknum yang menimbun masker bedah harus ditindak tegas. Karena menurutnya, tidak menutup kemungkinan ada indikasi masker bedah bekas yang diperjualbelikan lagi.

“Oleh sebab itu kami mengimbau karena ini ada batas waktu penggunaan masker, hanya enam jam maksimum. Apabila sudah ganti memakai yang baru yang lama ini harusnya dipotong, digunting supaya sudah tidak ada yang menggunakan atau menyalahgunakan lagi. Dijual, dicuci dan sebagainya,” tegasnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan menurut Cok Ace adalah pengguna masker bedah harus orang yang berpotensi tertular, atau sudah terindikasi terkena virus corona. Ini yang seharusnya diprioritaskan untuk memakai masker bedah.

Baca Juga: Cok Ace Pertanyakan Kondisi Thermal Scanner di Bandara Ngurah Rai

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya