Bali Didorong Bisa Memenuhi Kebutuhan Pangan Sendiri

Berharap tak ada krisis pangan seperti di negara lain

Badung, IDN Times – Pemerintah pusat berencana menciptakan ketahanan pangan di masing-masing daerah di Indonesia dan berjanji akan segera mewujudkannya. Hal ini disampaikan dalam agenda Workshop Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah yang diselenggarakan mulai Minggu (4/9/2022) hingga Selasa (6/9/2022) di Kuta, Kabupaten Badung.

Kegiatan tersebut diikuti oleh sebanyak 514 perwakilan dari kabupaten/kota di Indonesia. 

Baca Juga: [LIPSUS] Siapa Dalang di Balik Dugaan Reklamasi Pantai Melasti Bali?  

1. Indonesia tidak lagi mengandalkan Bulog, namun saat ini diupayakan per daerah

Bali Didorong Bisa Memenuhi Kebutuhan Pangan Sendiriilustrasi kelangkaan pangan (unsplash.com/ Keagan Henmann)

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, pada Senin (5/9/2022), mengungkapkan selama ini cadangan pangan Pemerintah Indonesia hanya ada di Bulog, dengan satu jenis bahan pokok yakni beras. Namun jumlah tersebut masih jauh di bawah kebutuhan per bulannya.

Cadangan pangan diupayakan harus dibangun per daerah seluruh wilayah Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, melalui workshop ini diharapkan bisa menggali masukan-masukan seluruh daerah. Dengan begitu, Pemerintah Pusat diharapkan bisa menyusun terobosan cadangan pangan nasional.

“Bagaimana kita ke depan supaya masing-masing daerah itu memiliki cadangan pangan. Jadi Badan Pangan Nasional dalam hal ini memfasilitasi bertemu sehingga nanti bisa merumuskan ke depan bagaimana kita mengatur cadangan pangan,” jelasnya.

2. Maksimalkan kearifan pangan lokal pada setiap daerah

Bali Didorong Bisa Memenuhi Kebutuhan Pangan SendiriKomoditas pangan di Pasar Terong Makassar, Senin (12/4/2021). IDN Times/Asrhawi Muin

Lalu apa yang harus diupayakan untuk cadangan pangan per daerah? Arief Prasetyo mengatakan bahwa daerah-daerah di Indonesia memiliki kearifan pangan lokal. Dengan adanya potensi ini, tidak banyak yang perlu diubah. Contoh, Maluku dengan potensi sagunya yang bisa diubah menjadi 521 makanan berbahan pokok sagu atau dikenal dengan penganekaragaman konsumsi.

Begitu juga dengan Bali, ia harapkan agar Bali juga tidak bergantung pada pariwisata. Tetapi juga dari sumber-sumber ekonomi yang lain, seperti pangan.

“Ternyata Bali ini memang produsen pangan dari dulu gitu, dari zaman nenek moyang kita. Bali itu bisa memenuhi kebutuhan Bali itu sendiri. Telur ayamnya ada di Bali, beras ada di Bali. Kemudian kalau produk yang nggak ada di Bali, silakan kita itu bisa kerja sama antara daerah,” jelasnya.

3. Penentuan HAP diharapkan bisa menjaga stabilitas pangan nasional

Bali Didorong Bisa Memenuhi Kebutuhan Pangan SendiriWorkshop Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah yang diselenggarakan pada 4 hingga 6 September 2022 di Kuta. (IDN Times/Ayu Afria)

Sementara itu, terkait ketersediaan dan stabilisasi pangan, Badan Pangan Nasional sedang mempersiapkan Harga Acuan Pembelian (HAP). Contohnya adalah jika dalam suatu produksi makan akan dihitung besaran biaya produksinya, sehingga untuk mencegah kerugian makan, harga barang tersebut di atas biaya produksi. Kemudian juga harus ada pengaturan batas harga di hilir.

Terkait dengan ketahanan pangan ini, Arief Prasetyo kembali mengingatkan bahwa ada 3 jenis krisis global yang akan terjadi saat ini, di antaranya krisis energi, pangan, dan keuangan. Terkait dengan potensi krisis tersebut, ia berharap Indonesia tidak akan mengalaminya.

“Kita harus bersyukur jangan sampai kita kena krisis ini dan karena kita punya daerah seperti Bali ini, dan daerah-daerah lain yang memproduksi pangan lokal. Jumlahnya banyak, kita tidak tergolong negara yang akut krisis seperti Kongo, Nigeria, Afrika Selatan dan lain-lain,” jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya