Bali Butuh 10 Unit Kapal Pembersih Sampah

Kalian sudah manage sampahmu sendiri?

Denpasar, IDN Times - Permasalahan sampah di lautan hingga saat ini belum mendapatkan penanganan yang maksimal. Sampah-sampah plastik banyak ditemukan mengapung di perairan, dan sudah ada yang mengendap ke dasar lautan. Lautan sendiri sebagai muara di mana sampah-sampah yang dibuang sembarangan dan tidak tertangani.

Keberadaan sampah plastik di lautan ini selain menganggu ekosistem, juga mengancam kehidupan manusia ke depannya. Perwakilan The SeaCleaners Indonesia, Ketut Sudarwata, menyebutkan Bali membutuhkan banyak kapal pembersih sampah di lautan. Saat ini Bali hanya memiliki satu kapal pengambil sampah yang diimpor dari Prancis bernama Mobula 8.

Baca Juga: Mobula 8 Bersih-bersih Sampah Laut di Pelabuhan Yatch Bali

1. Idealnya, Bali harus memiliki 10 unit kapal pengambil sampah

Bali Butuh 10 Unit Kapal Pembersih SampahMobula 8 beroperasi di Bali. (IDN Times/Ayu Afria)

Ketut Sudarwata menilai, idealnya Bali membutuhkan 10 unit kapal pengambil sampah di lautan. Khusus di perairan Kuta, kapal yang dibutuhkan harus berukuran besar mengingat potensi sampahnya luar biasa.

“Untuk di Bali sebenarnya semakin banyak semakin bagus. Kenapa karena kapal ini kecil radiusnya juga sangat kecil juga. Tetapi untuk di daerah Kuta ngak bisa ini,” ungkapnya, tak lama ini.

Upaya pengambilan sampah plastik dari lautan ini diakuinya akan lebih sempurna jika pemerintah daerah ikut terlibat.

2. Fokus pengambilan sampah plastik yang mengapung

Bali Butuh 10 Unit Kapal Pembersih SampahSampah pengambilan sampah di perairan Bali. (IDN Times/Ayu Afria)

Pihaknya telah mengatur pola pengambilan sampah di beberapa titik wilayah Bali dengan melibatkan para mahasiswa dari Universitas Udayana (Unud), mulai dari pesisir, Taman Hutan Rakyat (Tahura). Mobula 8 memiliki jarak tempuh 12 mil dan dan beroperasi di shallow water, serta mampu menampung 8-10 kubik per hari.

“Untuk sampah ini kami lebih fokus ke sampah plastik sementara yang mengapung aja,” kata Sudarwata.

Sejauh ini sampah-sampah plastik yang mereka temukan berubah warna kecokelatan, karena terdegradasi menjadi mikroplastik.

3. Gunakan sistem drifter untuk penelitian sampah

Bali Butuh 10 Unit Kapal Pembersih SampahSampah yang mengapung di perairan Bali. (IDN Times/Ayu Afria)

Untuk mengetahui arus sampah, pihaknya akan membuang 3 drifter ke aliran sungai yang ada di Bali, yaitu Sungai Ayung, serta sungai di Singaraja. Hal ini untuk mengetahui mengapa di bulan-bulan Desember banyak sekali sampah yang sampai tiba di Pantai Kuta.

Drifter itu adalah sesuatu yang ada signal. Jadi kita tahu kemana arahnya dibawa oleh arus laut ini,” kata Sudarwata.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya