Andika Perkasa Ungkap Indonesia Agar Tidak Terlibat Konflik

Katanya sih, biar perekonomian Indonesia semakin kuat

Denpasar, IDN Times – Indonesia memiliki keunggulan sendiri dalam mempertahankan perekonomiannya di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang mulai susah. Hal ini diungkap oleh Jenderal (Purn) M Andika Perkasa dalam kuliah umum dengan topik Tantangan Generasi Muda Indonesia di Era Disrupsi yang diselenggarakan di Ruang Aula Fakultas Hukum (FH) Universitas Udayana (Unud), Kota Denpasar, Selasa (12/9/2023) siang.

Ia menilai ada keuntungan ketika Indonesia mengambil sikap tidak terlibat konflik, termasuk perang Rusia-Ukraina. Sikap seperti ini harus tetap dipertahankan guna penguatan perekonomian Indonesia ke depannya.

Baca Juga: Andika Perkasa Siap Jika Didapuk Jadi Cawapres Ganjar

1. Perang Rusia-Ukraina berdampak pada ekspor minyak dunia

Andika Perkasa Ungkap Indonesia Agar Tidak Terlibat KonflikSeorang anggota layanan Rusia terlihat di kendaraan tempur infanteri BMP-3 selama latihan yang diadakan oleh angkatan bersenjata Distrik Militer Selatan di jajaran Kadamovsky di wilayah Rostov, Rusia Kamis (3/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ.

Andika mengatakan, dampak perang Rusia-Ukraina dirasakan oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Mengapa? Sebab menurutnya, Rusia merupakan negara penghasil minyak dunia sebesar 10 persen, coal (batubara), dan nikel. Sedangkan Ukraina merupakan penghasil gandum yang menyuplai 15 persen gandum, dan 15 persen jagung di dunia.

Sejak perang kedua negara pecah, berdampak pada aktivitas ekspor produk negara tersebut. Akibatnya harga minyak dunia, dan batu bara mengalami kenaikan.

“Harga energi naik semua. Termasuk harga komoditas nonenergi tadi. Gandum, jagung juga naik semua. Termasuk di Indonesia terkena dampaknya,” jelasnya.

2. Bersahabat dengan semua negara dapat menguntungkan perekonomian Indonesia

Andika Perkasa Ungkap Indonesia Agar Tidak Terlibat KonflikIndonesia ekspor produk ke pasar global. IDN Times/Imron

Menyikapi beberapa konflik dunia yang terjadi, Andika menyarankan agar Indonesia tetap bersikap netral, berteman dengan semua negara. Sikap ini dinilai dapat memberikan keuntungan secara ekonomi bagi Indonesia. Karena pada faktanya, ekspor Indonesia ke China mencapai 22 persen. Kemudian pembeli ekspor Indonesia adalah Amerika Serikat 9,7 persen, dan disusul Jepang. Kondisi ini juga tidak jauh berbeda dengan impor yang dilakukan Indonesia, yakni impor terbesar 29 persen dari China, 8 persen dari Singapura

“Kalau menurut saya ya, kita harus berteman dengan semua ya. Ini fakta. Ya berarti kalau China gak beli, ya kita tahu sendiri. Kita kan butuh pembeli ekspor kita. Jadi kita punya ketergantungan perdagangan itu dengan China,” katanya.

3. Indonesia harus menghindari konflik untuk menarik Investasi

Andika Perkasa Ungkap Indonesia Agar Tidak Terlibat KonflikIlustrasi investasi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu terkait dengan investasi di Indonesia, tercatat ada lima investor terbesar di antaranya Singapura 29 persen, China sebesar 18 persen, dan disusul Hongkong. Dengan temuan fakta tersebut, lalu bagaimana Indonesia harus bersikap? Menurut Andika, Indonesia bisa belajar dari Singapura yang tidak pernah terlibat konflik. Sehingga menjadi negara keempat sebagai tujuan orang untuk menyimpan uangnya dengan alasan keamanan. Kondisi tersebut akan membangun pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.

“Jadi kita memang punya ketergantungan dengan negara-negara tetangga kita. Kita lebih baik fokus, jangan ada konflik. Karena kalau konflik itu menyedot energi. Kita keluar uang, kayak sekarang Rusia-Ukraina,” ungkapnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya