2 Rumah Sakit di Bali Kerja Sama Operasi Telerobotik Jarak 20 Km
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Badung, IDN Times – Dua rumah sakit (RS) di Provinsi Bali bekerja sama terkait operasi telerobotik pada jarak 20 kilometer. Kedua RS itu adalah RS Universitas Udayana (Unud) dan RS Prof I.G.N.G. Ngoerah Denpasar.
Tindakan operasi telerobotik itu dilaksanakan terhadap pasien laki-laki yang mengidap kanker prostat stadium awal, dan sedang menjalani perawatan di RS Prof Ngoerah. Pasien ini merupakan pasien kelima di Indonesia yang ditangani dengan operasi telerobotik.
Tim dokter yang melakukan tindakan di RS Unud itu, Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid mengatakan bahwa operasi telerobotik ini menjadi sebuah inovasi medis dan telemedicine yang memperluas akses dan meningkatkan efektivitas perawatan kesehatan melalui teknologi terkini.
“Di luar negeri untuk kasus urologi itu hampir semua dikerjakan dengan robotik, terutama kasus yang kami kerjakan. Operasi pengangkatan kanker prostat stadium awal menjadi lebih baik outcome-nya. Efek sampingnya menjadi lebih ringan dibandingkan tidak menggunakan robot,” ungkapnya.
Baca Juga: Daftar Aircraft Display, Dipamerkan Saat Bali International Airshow
1. SDM Indonesia mampu mengoperasikan teknologi robotik dalam dunia kesehatan
Agus menambahkan, hasil operasi telerobotik ini lebih presisi. Keberhasilan kerja sama operasi telerobotik dengan jaraknya 20 km tersebut menunjukkan ke dunia bahwa Indonesia siap dari segi jaringan, SDM, teknologi robotik, dan sisi teknologi telekomunikasi.
Menurut dia, di tingkat negara ASEAN sampai saat ini, Indonesia masih yang pertama yang mengerjakan teknologi operasi telerobotik. "Minggu lalu kami juga berhasil dalam jarak yang lebih jauh,” terangnya.
2. Indonesia juga dinilai mampu membeli alat kesehatan robotik
Alat untuk tindakan operasi telerobotik Edge Medical tersebut dibuat oleh China dengan harga Rp50 miliar lebih. Dan saat ini, alat tersebut dipinjamkan untuk Indonesia selama 3 bulan.
Alat yang sama ini pernah digunakan untuk tindakan operasi telerobotik antara Roma dan Beijing dengan jarak sekitar 3000 Km.
“Biayanya cukup mahal, tapi saya rasa Indonesia cukup mampu (membeli alat). Dilakukan back-up plan saat robot ini tidak bisa dikerjakan akan diambil alih oleh tim untuk melakukan operasi konvensional,” ungkapnya.
3. Telerobotik diharapkan memberikan manfaat layanan kesehatan yang lebih banyak
Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Unud, Komang Januartha Putra Pinatih mengatakan, tindakan operasi telerobotik ini menorehkan sejarah karena ini kali pertama RS Unud bersama RS Prof. Ngoerah melaksanakannya.
“Sudah tentu ini adalah implementasi dari perkembangan digital, termasuk perkembangan di bidang robotik yang harus senantiasa kami ikuti perkembangannya,” ungkapnya.
Pemanfaatan teknologi telerobotik ini diharapkan banyak memberikan manfaat dalam pemerataan pelayanan kesehatan, dan juga kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi.
Pihaknya juga akan meningkatkan kompetensi SDM dalam bidang teknologi kesehatan sehingga nantinya kualitas SDM RS Unud sejajar dengan pusat-pusat pelayanan kesehatan lainnya.
Baca Juga: Penyelenggaraan MICE di Bali Didominasi Sektor Medical