Bicara di hadapan awak media, Heri Pemad, CEO sekaligus founder Art Bali, mengatakan ingin menunjukan komitmennya membangun serta mengembangkan ekosistem seni dan budaya, di Bali khususnya. Pria asal Jogjakarta ini juga ingin menjadikan seni bisa dinikmati oleh masyarakat dari beragam latar belakang.
Selain itu, ia juga ingin mempromosikan dunia seni kontemporer Indonesia kepada khalayak internasional, bertepatan dengan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 pada lokasi yang berdekatan.
"Dampak dari Art Bali diharapkan bisa berguna bagi masyarakat, baik sisi ekonomi dan perkembangan budaya," kata Hari Pemad, di Rumah Sanur, Jalan Danau Poso, Denpasar, Bali, pada Selasa (2/10) siang.
Di waktu yang sama, wakil kepala BEKRAF, Ricky Joseph Pesik juga hadir dalam konferensi pers tersebut. Ia mengatakan Indonesia harus mampu memberikan sesuatu yang berbeda saat kedatangan delegasi IMF-WB.
Hal tersebut, kata dia, sejalan dengan pesan Presiden Indonesia, Joko Widodo yang ingin Indonesia tak hanya menyediakan tempat konferensi saja. Namun juga menyuguhkan beberapa even dan festival kelas dunia.
"Ini peluang besar untuk mengangkat derajat Indonesia secara signifikan di mata dunia. Apa yang akan ditampilkan Indonesia untuk menyambut 15 ribu delegasi ini sangat penting. Selama ini pameran Indonesia itu standar-standar saja. Jadi, saat ini harus membuat even yang lebih profesional dan besar," jelasnya.