5 Perbedaan Informasi Produk Jurnalistik dan Media Sosial

Kamu lebih percaya informasi dari medsos atau jurnalis?

Saat ini perkembangan dunia jurnalistik dalam hal ini media arus utama atau mainstream harus bersaing dengan media sosial (medsos). Suka tidak suka, mau tidak mau, media mainstream harus berinovasi agar tidak ketinggalan dari dunia medsos.

Kita ketahui, bahwa sebagian besar dunia medsos dipenuhi oleh konten-konten yang sumber informasinya tidak jelas. Hal ini mampu menyuburkan penyebaran hoaks, apalagi tingkat literasi masyarakat di Indonesia dinilai rendah. Apa perbedaan informasi yang berasal dari produk jurnalistik dengan media sosial?

Baca Juga: Pastikan 5 Hal Ini Sebelum Spill Kasus Kekerasan Seksual di Medsos  

1. Hasil output

5 Perbedaan Informasi Produk Jurnalistik dan Media SosialIlustrasi media sosial. (unsplash.com/Austin Distel)

Ketua Serikat Media Siber Indonesia Provinsi Bali, Emanuel Dewata Oja, menyebutkan perbedaan output atau hasilnya adalah jika produk jurnalistik akan menghasilkan berita, sedangkan medsos adalah informasi.

Kalau berita, informasi-informasi yang terkandung di dalamnya telah memenuhi unsur-unsur jurnalistik seperti Adiksimba (apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana). Berita yang tersaji akan berisi informasi detail tentang suatu kejadian.

Kalau di media sosial, sebagian besar tidak lengkap. Contohnya hanya menyebutkan keterangan singkat "Ada orang jatuh, nabrak pohon," namun tidak dijelaskan siapa orangnya, asal dari mana, kronologis, dan sebagainya.

Produk jurnalistik wajib menggunakan narasumber yang jelas sehingga berita dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan media sosial bisa menggunakan narasumber yang jelas ataupun tidak, bahkan tidak menggunakan narasumber sama sekali.

Baca Juga: Bunuh Diri dalam Hindu dan Cara Pengabenannya

2. Cara produksi

5 Perbedaan Informasi Produk Jurnalistik dan Media SosialIlustrasi berita. (unsplash.com/Markus Winkler)

Produk jurnalistik dihasilkan oleh jurnalis yang memiliki kompetensi. Mereka sudah mengerti dalam pembuatan produk jurnalistik, sehingga akurasinya dapat dipercaya.

Sementara medsos, produksi informasinya bisa berasal dari orang atau warga yang membagikan informasi, dan sebagian besar tanpa narasumber yang jelas.

"Misalnya saat ada suatu kejadian, foto, atau video, akun media sosial sudah bisa menyebarkan itu karena dianggap akan banyak yang membaca atau melihatnya, tanpa mengetahui kejadian yang sebenarnya," ungkap Emanuel Dewata Oja yang biasa disebut Ode ini pada acara Temu Netizen di Gedung Perkasa Raga Garwita Polda Bali, Rabu (14/9/2022) lalu.

3. Sistem kerja dan tanggung jawab

5 Perbedaan Informasi Produk Jurnalistik dan Media SosialIlustrasi ruang redaksi. (unsplash.com/Sigmund)

Sistem kerja di perusahaan pers atau media massa pastinya sudah jelas. Karena terdapat struktur dalam pemuatan berita di antaranya ada jurnalis, editor yang akan memperbaiki informasi dari jurnalis, redaktur, dan pemimpin redaksi sebagai penanggung jawab produk berita yang dihasilkan.

Tanggung jawab di perusaahan pers tentunya berjenjang dari jurnalis hingga pemimpin redaksi. Hal ini sering disebut sebagai pertanggungjawaban model "air terjun".

Sedangkan di medsos, sistem kerjanya mungkin tidak ada. Karena cukup satu orang saja sudah bisa menghasilkan informasi untuk diunggah ke akun medsosnya. Otomatis, tidak ada sistem pertanggungjawaban seperti halnya di perusahaan media massa.

4. Batasan dalam penyampaian informasi

5 Perbedaan Informasi Produk Jurnalistik dan Media SosialIlustrasi media sosial. (unsplash.com/Gian Cescon)

Setiap jurnalis dalam memproduksi berita maupun produk jurnalistik lainnya memiliki batasan-batasan atau rambu, yaitu kode etik jurnalistik. Kode etik ini wajib diterapkan sebelum berita diterbitkan agar terhindar dari sengketa pers.

Bagaimana dengan medsos? Untuk mengunggah suatu informasi tidak diperlukan adanya batasan. Punya foto atau video menarik sudah bisa diunggah di akun medsos.

Hal ini jugalah yang membuat update informasi terbaru lebih cepat di medsos daripada media mainstream. Jika ada perstiwa pada detik ini, maka tidak sampai lima menit informasinya sudah bisa muncul di medsos. Sedangkan media mainstream paling cepat 30 menit hingga 1 jam. Karena di dalamnya ada proses, setelah berita itu dikirim oleh jurnalis ke meja redaksi, maka editor dan redaktur wajib mengeceknya. Baru setelah itu dipublikasikan.

5. Identitas dan badan hukum

5 Perbedaan Informasi Produk Jurnalistik dan Media SosialIlustrasi perusahaan media. (unsplash.com/Austin Distel)

Untuk media mainstream baik itu media cetak, media online, televisi, maupun radio wajib memiliki identitas yang lengkap. Seperti mencantumkan alamat, nomor telepon, bagian redaksi, dan nama penerbit. Selain itu, suatu perusahaan media wajib memiliki badan usaha berbentuk PT, yayasan, atau koperasi.

Sedangkan medsos tidak memerlukan hal di atas. Identitas bisa menggunakan identitas yang tidak jelas, dan tidak diperlukan adanya badan usaha walaupun akun tersebut untuk mendapatkan iklan atau komersial.

Melihat beberapa perbedaan yang mencolok tersebut, ada baiknya kamu wajib saring dulu sebelum sharing atau menyebarluaskan informasi dari medsos ya. Hal ini berguna untuk menekan penyebaran berita atau informasi hoaks yang bisa meresahkan masyarakat.

"Penggiat media sosial ada baiknya juga belajar mengenai etika jurnalistik agar informasi yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik. Hati-hati terhadap jerat UU ITE jika salah dalam membuat postingan. Jika seorang jurnalis dilindungi oleh UU Nomor 1999 Tentang Sengketa Pers, sedangkan para penggiat media sosial bisa langsung dipidanakan," ungkap Edo di akhir pemaparannya.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya