Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
FB_IMG_1756180925619.jpg
Pencegahan demam berdarah di Klungkung. (Dok.IDN Times/istimewa)

Intinya sih...

  • Kasus DBD paling banyak tercatat di Puskesmas Klungkung I, dengan 95 kasus pada tahun ini.

  • Tahun ini dua warga meninggal karena demam berdarah di Klungkung.

  • Dinas Kesehatan terus mengingatkan untuk pemberantasan sarang nyamuk, pentingnya menjaga PHBS dan rutin melakukan PSN.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Klungkung, IDN Times - Cuaca tidak menentu di awal 2025, berdampak pada meningkatnya gigitan nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Klungkung. Februari 2025 menjadi bulan paling mencemaskan, ketika catatan Dinas Kesehatan menunjukkan ada seratus orang terserang penyakit ini.

Angka itu membuat tenaga kesehatan kembali berjibaku di lapangan. Namun, kekhawatiran warga dan tenaga kesehatan (nakes) perlahan mereda. Seiring berjalannya waktu, grafik kasus DBD mulai menurun. Data terakhir menunjukan jumlah akumulasi kasus demam berdarah di Klungkung hingga Juli 2025 mencapai 534 kasus. Dari 87 kasus pada Maret 2025, jumlahnya terus berkurang hingga menjadi 26 kasus pada Juli 2025.

“Penurunan ini menunjukkan ada perbaikan dalam pengendalian nyamuk dan kesadaran warga yang makin baik. Meskipun dari data menunjukan angka penurunan kasus, warga tidak boleh lengah. Harus pastikan lingkungannya tetap bersih, dengan mencegah berkembangnya jentik nyamuk," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Klungkung, I Ketut Ardana, Selasa (26/8/2025).

1. Kasus DBD paling banyak tercatat terjadi di kawasan Puskesmas Klungkung I

Pencegahan demam berdarah di Klungkung. (Dok.IDN Times/istimewa)

Sebaran kasus tahun ini paling banyak ditemukan di Puskesmas Klungkung I (95 kasus). Mengingat wilayah tersebut mencakup wilayah perkotaan yang merupakan kawasan padat penduduk. Disusul Puskesmas Klungkung II (76 kasus), serta Puskesmas Banjarangkan I (61 kasus). Kasus juga tercatat di Puskesmas Banjarangkan II (50 kasus), Nusa Penida I (56 kasus), Nusa Penida II (33 kasus), Nusa Penida III (41 kasus), Dawan I (42 kasus), dan Dawan II (30 kasus).

Puncak penularan terjadi pada Februari 2025 dengan 100 kasus, dan 87 kasus pada Maret 2025. Setelah itu, jumlahnya perlahan menurun hingga Juli 2025 yang tercatat 26 kasus.

2. Dua warga meninggal karena demam berdarah di Klungkung tahun ini

Pencegahan demam berdarah di Klungkung. (Dok.IDN Times/istimewa)

Jika dibandingkan dua tahun sebelumnya, grafik kasus cukup fluktuatif. Pada 2023 tercatat 508 kasus dengan tiga kematian, sementara 2024 melonjak hampir dua kali lipat menjadi 989 kasus.

Hingga pertengahan tahun ini di Klungkung, total kasus demam berdarah tercatat 534 orang. Dua di antaranya meninggal dunia. Meski masih menyentuh angka ratusan, jumlah ini jauh lebih rendah dibanding tahun lalu yang sempat menembus hampir seribu kasus.

3. Dinas Kesehatan terus mengingatkan untuk pemberantasan sarang nyamuk

Pencegahan demam berdarah di Klungkung. (Dok.IDN Times/istimewa)

Meski begitu, Ardana mengingatkan agar warga tidak merasa aman terlalu cepat. Ia menekankan pentingnya menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta rutin melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).

“Nyamuk bisa berkembang biak di tempat-tempat yang tidak kita duga. Karena itu, lingkungan harus tetap dijaga, bak mandi dibersihkan, dan genangan air tidak dibiarkan,” ujarnya.

Upaya pencegahan juga dilakukan pemerintah dengan menyediakan abate, mengoptimalkan peran petugas kesehatan, hingga melibatkan sekolah, desa, dan sektor swasta. Semua pihak diajak bergotong-royong untuk menekan penyebaran DBD agar tak kembali melonjak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Editorial Team