Anak Terlibat Kriminalitas di Klungkung Jadi Sorotan Dewan

Intinya sih...
- Ketua Komisi IV DPRD Bali meminta lembaga adat ikut memberikan pendidikan karakter kepada anak di bawah umur.
- Kasus kriminalitas melibatkan anak-anak di bawah umur meningkat, dipicu oleh faktor putus sekolah, ekonomi keluarga lemah, dan kurangnya pengawasan orangtua.
- Suwirta mendorong aparat desa dan organisasi kepemudaan untuk aktif memantau anak-anak serta membina karakter generasi muda demi mencegah kasus serupa terjadi. Polres Klungkung juga mengamankan 5 pelaku pencurian kendaraan bermotor yang masih di bawah umur.
Klungkung, IDN Times - Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Nyoman Suwirta menyoroti kasus kriminalitas yang melibatkan anak di bawah umur dan terjadi beberapa waktu terakhir. Dia pun meminta lembaga adat ikut serta dalam memberikan pendidikan karakter kepada anak di bawah umur.
"Saya khawatir fenomena ini hanyalah puncak dari gunung es yang lebih besar. Jika tidak segera ditangani, dampaknya bisa semakin meluas," ujar Suwirta pada Kamis (27/3/2025).
1. Lemahnya peran orangtua dalam mengawasi anak
Sejumlah kasus kriminalitas yang melibatkan anak-anak muncul. Beberapa yang menjadi sorotan I Nyoman Suwirta antara lain, 5 anak mencuri 7 kendaraan bermotor di wilayah Kota Semarapura; sejumlah membobol warung-warung; hingga kasus perundungan disertai kekerasan oleh sekelompok remaja putri di Klungkung yang sempat viral.
I Nyoman Suwirta pun menjabarkan faktor-faktor utama yang melatarbelakangi kasus-kasus tersebut, mulai dari putus sekolah, ekonomi keluarga yang lemah, serta kurangnya kontrol orangtua terhadap anak-anak mereka.
Bahkan, ada orangtua yang tidak menyadari anaknya memiliki sepeda motor hasil curian. “Beberapa anak memang masih sekolah, tetapi jika kondisinya terus dibiarkan tanpa pengawasan. Kemungkinan besar mereka akan putus sekolah. Mereka jarang berada di rumah, dan minim perhatian dari orangtua,” ungkap Suwirta.
2. I Nyoman Suwirta meminta Yowana di desa adat diaktifkan
Untuk mencegah kasus serupa terjadi kedelannya, Suwirta mendorong aparat desa, baik dinas maupun adat, untuk lebih aktif memantau anak-anak di wilayah mereka.
Ia juga mengusulkan agar organisasi kepemudaan seperti Yowana diaktifkan kembali untuk membina karakter generasi muda.
“Saya harap bendesa dan kelihan bisa lebih aktif berkomunikasi dengan Yowana. Kita punya wadah adat yang kuat, manfaatkan itu untuk membentuk karakter generasi muda yang lebih baik,” tegasnya.
Suwirta berharap, dengan kolaborasi antara masyarakat, aparat desa, dan lembaga pendidikan, kasus kriminalitas anak-anak di Klungkung bisa diminimalkan, sehingga anak-anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang lebih positif dan mendukung.
3. Para pelaku curanmor di bawah umur diupayakan restorative justice
Sementara itu, jajaran Polres Klungkung telah mengamankan 5 pelaku pencurian kendaraan bermotor di Klungkung. Kelimanya masih di bawah umur, dan pemeriksaan dilakukan dengan pendampingam orangtua.
Kepolisian pun membuka peluang penyelesaian kasus tersebut dengan restorative justice. Apalagi para korban sepakat untuk tidak melanjutkan kasus ini.
"Korban dan pelaku sepakat berdamai, hanya saja pelaku harus memperbaiki sepeda motor curian yang telah dibongkar. Nanti tentu kami akam tetap kenakam wajin lapor terhadap pelaku ini," ujar Kapolres Klungkung AKBP Alfons W P Letsoin.