Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi programer (Unsplash.com/Alex Kotliarskyi)
Ilustrasi programer (Unsplash.com/Alex Kotliarskyi)

Buleleng, IDN Times - Kabupaten Buleleng menggelar lomba pemrograman untuk mengasah talenta digital anak muda. Yaitu Buleleng Programming Competition bertema The Mask History of Buleleng. Agenda ini inisiasi dari Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfosanti) Kabupaten Buleleng untuk menyemarakkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-80.

Anak muda jenjang sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) unjuk gigi kemampuan pemrograman dan koding di Ruang BCC Dinas Kominfosanti Buleleng, pada Selasa (12/8/2025). Seperti apa keseruannya? Baca selengkapnya di bawah ini.

1. Ada 49 orang peserta bertanding memperebutkan posisi 10 besar menuju final

ilustrasi coding (pexels.com/Lukas)

Sebanyak 49 peserta bertanding di babak penyisihan, dan menyisakan 10 peserta yang berhak lolos ke babak final. Babak penyisihan berlangsung secara daring melalui platform Safe Exam Browser untuk mencegah kecurangan. Peserta harus menjawab 100 soal pilihan ganda meliputi matematika, pengetahuan informatika, dan keterampilan koding. Peserta mengerjakan soal selama 90 menit dari sekolah masing-masing, diawasi melalui Zoom Meeting.

“Dari 49 peserta, akan dipilih 10 besar yang berhak maju ke babak final live coding pada 19 Agustus 2025 di kantor Diskominfosanti,” kata dewan juri kompetisi, I Made Dendi Maysanjaya, dalam rilisnya.

2. Babak final akan berlangsung 19 Agustus 2025 mendatang

ilustrasi pemrograman komputer (unsplash.com/Sigmund)

Peserta yang berhasil lolos ke babak final akan bertanding pada 19 Agustus 2025 mendatang. Peserta akan mengerjakan lima soal koding berbasis permasalahan nyata, terinspirasi dari soal Olimpiade Komputer Nasional.

Waktu pengerjaannya tiga jam, dan peserta harus menyelesaikan tantangan dalam soal tersebut. Penilaian berdasarkan kecepatan dan ketepatan peserta dalam menyelesaikan tantangan. Sistem pertandingan ini akan menampilkan skor peserta secara langsung pada layar komputer.

Kompetisi ini melibatkan tiga juri dari Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, yaitu Gede Arna Jude Saskara, I Made Dendi Maysanjaya, dan I Ketut Resika Arthana.

3. Mengasah bakat anak muda sejak awal terhadap bidang pemrograman dan digital

ilustrasi perempuan sedang ngoding (freepik.com/jcomp)

Perwakilan dewan juri, I Made Dendi, berharap kompetisi ini menjadi langkah awal pelaksanaan kompetisi serupa secara berkelanjutan.

“Dengan adanya kurikulum yang mulai mengarah ke koding dan kecerdasan artifisial, kami ingin bakat-bakat muda Buleleng bisa berkembang sejak dini,” ujarnya. 

Para pemenang akan mendapatkan penghargaan berupa trofi, piagam, serta uang pembinaan. Juara pertama akan mendapatkan dana pembinaan Rp3 juta, juara kedua Rp2 juta, dan juara ketiga Rp1,5 juta. Sementara, juara harapan satu memperoleh Rp1,25 juta, harapan kedua Rp1 juta, dan harapan ketiga Rp750 ribu.

Editorial Team