Denpasar, IDN Times - Gemerlap dunia pariwisata Bali yang menyilaukan, berdampak buruk terhadap persoalan sosial, budaya, hingga lingkungan. Pada sisi lingkungan, alih fungsi lahan tak terbendung di Bali, banyak sawah menjadi bangunan akomodasi wisata. Sisi budaya, ada pergeseran nilai-nilai dan cara orang Bali memaknai warisan leluhur. Alih-alih mempertahankan sawah, lahan pertanian terjual dan tergadai murah.
Sementara itu, sisi sosial dan keadilan, kekerasan tak terelakkan. Akademisi Fakultas Hukum Universitas Udayana (FH Unud), Prof Anak Agung Istri Ari Atu Dewi, menjelaskan kaitan antara kekerasan sebagai dampak dari pariwisata. Ari Atu mengatakan, derasnya arus pariwisata berdampak pada pergulatan ekonomi yang tinggi.
“Dampaknya adalah bagaimana semua itu dibuat seolah-olah atas nama ekonomi akhirnya timbullah kekerasan pada perempuan maupun anak,” kata Ari Atu.
Pariwisata menciptakan ketimpangan pada akses-akses kehidupan, seperti apa contohnya? Ini penjelasan selengkapnya.
