Sejak program ini diberlakukan tahun 2017 lalu, peminat awalnya hanya tiga sampai lima orang saja. Namun pada tahun 2021, tercatat 53 orang calon pengantin yang menjalani konseling. Lima orang di antaranya terindikasi mengalami kekurangan gizi.
Menurut Supardi, kekurangan gizi ini bukan karena calon pengantinnya masuk ke dalam keluarga miskin sampai tidak bisa makan. Melainkan lebih karena ketidaktahuan mereka terhadap asupan gizi yang seimbang.
"Patokan dari kondisi gizi ini adalah dari lingkar lengan. Jika kurang dari 23,5 centimeter maka berisiko mengalami kekurangan energi kronis ketika hamil," kata Supardi.
Untuk calon pasangan pengantin yang mengalami kekurangan gizi tersebut, akan menjalani konseling perbaikan gizi.
"Ini penting ditangani dari awal sehingga ketika mengandung nanti, perkembangan janinnya tidak mengalami masalah," jelasnya.
Konsultasinya tidak dipungut biaya alias gratis. Namun kalau dari hasil konsultasi fisik tersebut ada risiko dan perlu pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan laboratorium misalnya, akan dikenakan biaya.
Namun calon pengantin yang memiliki jaminan kesehatan, biayanya akan ditanggung. Syaratnya hanya membawa kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) atau jaminan kesehatan lainnya.