5 Fakta Gangguan Psikis Pascapandemik yang Masih Menghantui

Pascapandemik menuju endemi COVID-19 tidak serta merta membuat ekonomi masyarakat membaik. Masih banyak yang harus menghadapi sisa-sisa dampak pandemik. Kondisi itu terakumulasi dengan permasalahan perubahan kehidupan yang mesti dijalani.
Misalnya pengasuhan anak yang semula belajar di sekolah menjadi di rumah, dan banyaknya waktu luang di masa pandemik yang membuat overthinking.
Hal ini menyebabkan tekanan psikis hingga gangguan kejiwaan pada seseorang. Apa saja pemicunya? Simak pemicu dan faktanya.
1. Angka depresi tidak menurun, kecuali kecemasan
Psikolog Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Denpasar, Nena Mawar Sari, menyebutkan angka depresi hingga gangguan kejiwaan belum menunjukkan penurunan. Pemicunya bukan hanya karena pandemik, tetapi juga depresi akibat masalah rumah tangga, stres karena pengasuhan anak, dan permasalahan lain akibat ekonomi.
"Jadi merambat pada gangguan mood," ungkap Nena.
Namun gangguan psikis kecemasan yang berkaitan dengan pandemik seperti pemakaian masker, sering mencuci tangan, hingga takut jika ada kerabatnya meninggal dunia sudah menurun.