ilustrasi perempuan mengingat masa lalu (pexels.com/Octavio J. García N.)
Gak bisa dimungkiri, terlalu banyak menatap masa lalu tetaplah gak baik untuk kesehatan mental kamu. Bahkan penelitian Garrido (2018) berjudul The Influence of Personality and Coping Style on the Affective Outcomes of Nostalgia: Is Nostalgia a Healthy Coping Mechanism or Rumination? menunjukkan, bahwa bernostalgia sebenarnya bisa memperburuk depresi seseorang, bergantung bagaimana sudut pandang orang tersebut terhadap masa lalu yang diingatnya.
Selain itu, nostalgia yang berbahaya bagi kesehatan mental juga terjadi bila kamu terlalu memikirkan seseorang yang secara romantis telah hilang dari hidupmu, seperti mantan pacar atau mantan gebetan. Ini karena mengingat masa lalu bisa menjadi kebiasaan yang gak sehat, dan membuatmu berhenti bergerak bila kamu terpaku atau merasa buruk dengan situasi hidup saat ini.
Ternyata mengingat masa lalu sebenarnya punya lebih banyak manfaat. Hal ini karena gak ada yang salah dengan mengenang masa lalu. Itu adalah bagian dari diri kamu saat ini. Akan tetapi, bila kamu terlalu larut dalam kenangan masa lalu dan masih belum bisa memaafkan apa yang terjadi dulu, bernostalgia bisa berbahaya bagi kesehatan mentalmu.
Jadi, sebaiknya cukup ingatlah masa lalu yang menyenangkan saja. Kamu baru boleh menghadapi masa lalumu yang menyakitkan, apabila bila benar-benar yakin sudah berdamai dengan apa yang pernah terjadi. Setuju?