Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengingat kenangan masa lalu (unsplash.com/ian dooley)

Seringkali kamu diminta untuk melupakan masa lalu dan hanya menikmati momen saat ini. Orang-orang menilai, bahwa melihat ke belakang justru akan membuatmu gak fokus dengan apa yang ada di depan mata.

Memang pendapat tersebut gak sepenuhnya salah. Tetapi kenyataannya mengingat masa lalu juga memiliki dampak positif, lho! Wah, kira-kira lebih banyak efek baik atau buruknya, gak ya? Berikut efek mengenang masa lalu bagi psikologis menurut ahli!

1. Mengenang masa lalu membuat kamu merasa lebih terhubung dengan dunia di sekitar

ilustrasi tangan perempuan memegang foto (pexels.com/Moe Magners)

Saat mengenang masa lalu, tentu kita gak hanya mengingat momen yang terjadi, tetapi juga orang-orang yang menghabiskan momen tersebut bersama kita. Seringnya, kita mengingat waktu-waktu menyenangkan bersama teman lama, anggota keluarga, atau bahkan pasangan.

Menurut Van Tilburg dan kawan-kawan (2018) dalam jurnalnya berjudul How Nostalgia Infuses Life with Meaning: From Socialconnectedness to Self-Continuity, yang terbit di European Journal of Social Psychology, dengan mengingat kembali hubungan sosial masa lalu ini, bernostalgia dapat mengingatkan diri bahwa kita dicintai, diterima, dan memiliki hidup yang baik. Jadi, gak heran kalau kamu merasa bahagia ketika melihat foto-foto bersama orang terkasih.

2. Bernostalgia bisa meningkatkan harga diri

ilustrasi perempuan sedang melihat album foto (freepik.com/freepik)

Siapa sangka, ternyata mengingat kembali kenangan indah bersama orang-orang dan tempat-tempat kejadian yang baik, bisa meningkatkan harga diri kamu, lho! Hal ini khususnya berdampak bagi mereka yang menikmati ingatan tentang masa lalu tersebut.

Jurnal Induced Nostalgia Increases Optimism: (via Social Connectedness and Self-esteem) Among Individuals High, But Not Low, in Trait Nostalgia karya Cheung, Sedikides, dan Wildschut (2015) mengatakan, pada dasarnya semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk mengenang kenangan indah, semakin banyak alasan kamu merasa nyaman dengan diri sendiri. Jadi, ketika sedang merasa rendah diri, kamu bisa mengingat peristiwa-peristiwa terbaik yang pernah terjadi di hidupmu.

3. Mengingat masa lalu bisa mendorongmu menuju masa depan

ilustrasi tangan perempuan memegang foto (pexels.com/Lisa Fotios)

Biasanya kamu akan mendengar nasihat mengingat masa lalu akan membuatmu gak melihat ke depan. Nyatanya menurut Sedikides dan Wildschut (2016) dalam jurnalnya berjudul Past Forward: Nostalgia as a Motivational Force,  nostalgia bukan hanya tentang emosi di masa lalu.

Ya, menikmati ingatan tentang masa lalu ternyata berkaitan dengan tingkat optimisme yang lebih tinggi untuk masa depan. Alih-alih terjebak di masa lalu, menghargai kenangan dapat memberimu kepercayaan diri untuk bergerak maju.

Kamu bahkan bisa memanfaatkan apa yang terjadi di masa lalu sebagai motivasi untuk menciptakan kenangan yang lebih positif, dengan menjelajahi hidup baru dan bekerja mencapai tujuan baru.

4. Nostalgia memengaruhi kesadaranmu akan identitas diri

ilustrasi perempuan sedang melihat album foto (pexels.com/Dominika Roseclay)

Dalam hidupmu pasti pernah mengalami perubahan-perubahan besar. Mulai dari pindah rumah, kehilangan seseorang yang dekat dengan kamu, atau memulai karier baru yang menantang.

Peristiwa-peristiwa tersebut terkadang menyebabkan kamu mempertanyakan siapa dirimu yang sesungguhnya. Alhasil, kejadian-kejadian itu bisa memengaruhi kesadaran kamu tentang identitas diri sebelum hidupmu berubah.

Penelitian Sedikides dan kawan-kawan pada 2015 yang diterbitkan di European Journal of Social Psychology, mengungkapkan bahwa kita dapat memulihkan identitas diri sendiri selama masa-masa sulit dengan melibatkan pemikiran tentang masa lalu. Bernostalgia dapat mengingatkan diri tentang dari mana kita berasal, apa yang kita cintai, dan siapa kita.

5. Namun terlalu banyak melihat masa lalu bisa menimbulkan depresi

ilustrasi perempuan mengingat masa lalu (pexels.com/Octavio J. García N.)

Gak bisa dimungkiri, terlalu banyak menatap masa lalu tetaplah gak baik untuk kesehatan mental kamu. Bahkan penelitian Garrido (2018) berjudul The Influence of Personality and Coping Style on the Affective Outcomes of Nostalgia: Is Nostalgia a Healthy Coping Mechanism or Rumination? menunjukkan, bahwa bernostalgia sebenarnya bisa memperburuk depresi seseorang, bergantung bagaimana sudut pandang orang tersebut terhadap masa lalu yang diingatnya.

Selain itu, nostalgia yang berbahaya bagi kesehatan mental juga terjadi bila kamu terlalu memikirkan seseorang yang secara romantis telah hilang dari hidupmu, seperti mantan pacar atau mantan gebetan. Ini karena mengingat masa lalu bisa menjadi kebiasaan yang gak sehat, dan membuatmu berhenti bergerak bila kamu terpaku atau merasa buruk dengan situasi hidup saat ini.

Ternyata mengingat masa lalu sebenarnya punya lebih banyak manfaat. Hal ini karena gak ada yang salah dengan mengenang masa lalu. Itu adalah bagian dari diri kamu saat ini. Akan tetapi, bila kamu terlalu larut dalam kenangan masa lalu dan masih belum bisa memaafkan apa yang terjadi dulu, bernostalgia bisa berbahaya bagi kesehatan mentalmu. 

Jadi, sebaiknya cukup ingatlah masa lalu yang menyenangkan saja. Kamu baru boleh menghadapi masa lalumu yang menyakitkan, apabila bila benar-benar yakin sudah berdamai dengan apa yang pernah terjadi. Setuju?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team