Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penutupan Bulan Bahasa Bali ke-7 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar. (IDN Times/Yuko Utami)

Denpasar, IDN Times - Bulan Bahasa Bali ke-7 dengan tema Jagat Kerthi-Jagra Hita Samasta resmi ditutup di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Kota Denpasar kemarin malam, (1/3/2025). Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha, menjelaskan dari 1500 desa adat di Bali, ada 1487 desa adat yang menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali di wilayahnya masing-masing.

Artinya, ada 13 desa adat di Bali yang belum menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali. Sementara kabupaten/kota di Bali dengan partisipasi desa adat menyeluruh dalam Bulan Bahasa Bali terdiri dari Kabupaten Jembrana, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Tabanan, dan Kabupaten Gianyar.

Pada tingkat desa dan kelurahan, dari 716 desa ada 667 desa dan kelurahan yang menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali dengan partisipasi lengkap dari Kota Denpasar, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Tabanan.

“Ada beberapa penyebab beberapa desa belum menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali seperti faktor anggaran, desa baru, dan upacara keagamaan,” ujar Sugiartha di Gedung Ksirarnawa, Sabtu (1/3/2025) malam.

1. Meluncurkan Genah Malajah Ramah Anak

ilustrasi anak-anak (unsplash.com/Yannis H)

Rangkaian Bulan Bahasa Bali yang dilaksanakan sejak 1 Februari hingga 1 Maret 2025 terdiri dari berbagai macam perlombaan, pameran, dan diskusi. Pada rangkaian perlombaan dengan Bahasa Bali ada 805 peserta lomba yang terlibat.

Pada jenjang SMA, dari 152 SMA se-Bali hanya 131 SMA yang melaksanakan Bulan Bahasa Bali. Pada jenjang SMK dan SLB, dari 170 SMK di Bali dan 15 SLB di Bali seluruhnya telah melaksanakan Bulan Bahasa Bali. 

Selain perlombaan, Bulan Bahasa Bali tahun ini meluncurkan Genah Malajah Ramah Anak. Selama peluncuran itu, sekitar 420 orang anak sekolah dasar yang mengikuti acara ini. Menurut Sugiartha, peluncuran kegiatan ini sebagai wadah ramah belajar bahasa Bali untuk anak-anak.

“Di sini anak-anak dituntun belajar Bahasa Bali oleh guru dari FKMGMP Bahasa Bali, dan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar,” ujar Sugiartha.

2. Komitmen melestarikan lontar dan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama

ilustrasi lontar kakawin Sutasoma. (dok.pribadi/weda adi wangsa)

Ada pula kegiatan konservasi lontar Bali. Pada Bulan Bahasa Bali tahun 2025, sebanyak 469 lontar dikonservasi. Tahun ini, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali menargetkan 1500 lontar yang akan dikonservasi.

“Diharapkan akan terus berlanjut konservasi dengan lontar lainnya bersama Penyuluh Bahasa Bali,” ujar Sugiartha.

Pada kegiatan penghargaan “Bali Kerthi Nugraha Mahottama”, Ida Wayan Oka Granoka dinobatkan sebagai pemenang Bali Kerthi Nugraha Mahottama ke-7. Tim Penilai Bali Kerthi Nugraha Mahottama, I Ketut Sumarta, menjelaskan terpilihnya Ida Wayan Oka Granoka sebagai pemenang karena meliputi unsur-unsur holistik pelestarian bahasa Bali.

“Pelestari aksara, bahasa, sastra Bali dan mengembangkan bahasa Bali dan sastra Bali dari linguistik ke dunia musik dan mistik,” ujar Sumarta.

Sementara Gubernur Bali, Wayan Koster, yang menghadiri penutupan Bulan Bahasa Bali ke-7 mengungkapkan rasa syukurnya bahwa desa adat di Bali masih eksis dan berperan aktif.

“Kita bersyukur punya desa adat di Bali dan perlu disampaikan bahwa hanya desa adat di Bali yang masih utuh dan eksis perannya hingga saat ini,” kata Koster. 

Ia juga menambahkan, pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berupaya melestarikan kebudayaan dan Bahasa Bali melalui diberlakukannya beberapa regulasi. Misalnya, Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 80 Tahun 2018 Tentang Perlindungan dan Penggunaaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali.

3. Peluncuran Bulan Bahasa Bali ke-8

Penutupan Bulan Bahasa Bali dengan penampilan Teater Kini Berseri. (IDN Times/Yuko Utami)

Penampilan teatrikal dari Teater Kini Berseri bertajuk Rahayu Lengka menutup Bulan Bahasa Bali dengan meriah. Penampilan teater ini menggunakan Bahasa Bali berpadu dengan dialek unik masing-masing karakternya. Seperti karakter dari Jepang menggunakan Bahasa Bali berpadu bahasa pergaulan negara tersebut.

Penutupan Bulan Bahasa Bali ke-7 sekaligus meluncurkan Bulan Bahasa Bali ke-8 dengan tema Atma Kerthi-Udiana Purnaning Jiwa. Koster menambahkan, adanya Bulan Bahasa Bali agar dapat berjalan secara konsisten setiap tahunnya. Secara pribadi, Ia mengapresiasi setiap anak pemenang lomba debat berbahasa Bali dan lagu solo anak-anak dengan uang pembinaan sebesar Rp1 juta.

“Generasi mudanya luar biasa. Apa yang saya khawatirkan dulu bahwa anak-anak tidak berbahasa Bali, tidaklah benar,” ujar Koster.

Editorial Team