Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menikah (IDN Times/Sukma Shakti)

Melangkah ke pelaminan adalah impian sebagian besar orang setelah yakin dengan pasangannya. Pernikahan tak sekadar menyatukan dua insan, tetapi juga untuk melanjutkan keturunan yang berkualitas. Karenanya, proses pernikahan amat sakral dan harus dilaksanakan di hari yang sangat baik.

Dalam keyakinan masyarakat Bali, pernikahan sangat berpedoman pada hari baik, dengan harapan hubungan rumah tangganya langgeng sampai maut memisahkan. Baik-buruknya hari di Bali disebut sebagai Ala Ayuning Dewasa. Yaitu pedoman hidup orang Bali, di mana hari baik dan buruk selalu berdampingan.

Seorang penyusun kalender Saka Bali sekaligus praktisi wariga (Ilmu hari baik-buruk) bernama I Gede Marayana akan merekomendasikan hari baik menikah tahun 2022. Artikel ini bisa jadi referensi bagi pasangan yang ingin menikah di tahun ini. Catat tanggalnya ya!

1. Pernikahan harus memiliki tujuan yang baik

Ilustrasi pernikahan adat Bali. (IDN Times/Diantari Putri)

Menurut Marayana, yang pertama harus diresapi adalah tujuan dari menikah. Menikah atau pawiwahan dalam Bahasa Bali bertujuan untuk mendapatkan keturunan yang suputra (Anak yang baik dan berbudi luhur). Jadi, menikah bukan sekadar untuk memuaskan nafsu saja. Karena itu jika seseorang ingin berumah tangga, maka tujuan menikahnya harus betul-betul dipahami.

“Esensi pawiwahan itu adalah menumbuhkan keturunan suputra. Kasus berbedanya dengan mencari bibit ternak, hari baiknya gampang menghitung. Setiap 6 hari sekali yakni pertemuan wewaran pasah dan paniron, tidak ribet cari perhitungan hari baiknya. Tapi ini mencari bibit manusia (Keturunan). Jadi cara, tempat dan waktu amat disakralkan,” ungkap tokoh asal Kabupaten Buleleng ketika diwawancara IDN Times.

2. Untuk mencapai tujuan pernikahan yang diinginkan harus memenuhi beberapa unsur

Editorial Team

Tonton lebih seru di