Artstation.com/sudhir vakundkar
Selain memberikan wejangan tentang mendidik anak, Sri Krishna juga memberikan wejangan bagaimana menjadi seorang guru yang baik. Selama mengajar Pandawa dan Kurawa, ternyata Guru Drona mematok sebuah balasan dari murid-muridnya.
Setelah Pandawa dan Kurawa menyelesaikan pendidikan, Guru Drona justru menyuruh murid-muridnya untuk menangkap Raja Drupada dari Kerajaan Pancala dalam keadaan hidup-hidup.
Guru Drona begitu ingin membalas dendam dengan Raja Drupada. Penyebabnya karena Drupada menghina Guru Drona setelah menjadi raja. Padahal dulu, ketika Drona masih muda dan Drupada belum naik tahta, keduanya sangat akrab layaknya saudara. Pada saat itu Pangeran Drupada keceplosan, seandainya ia nanti diangkat jadi raja, maka ia akan membagi sebagian kerajaan Pancala untuk Drona.
Namun sayangnya, setelah mendengar Drupada telah naik tahta menjadi raja, Drona menemukan kenyataan pahit. Drupada ingkar atas janjinya, justru menghina dan merendahkan Drona. Dari sinilah Guru Drona meminta timbal balik kepada murid-muridnya untuk melancarkan aksi balas dendamnya kepada Raja Drupada, yang tiada lain adalah ayah dari Drestadyuma dan Drupadi.
Sri Krishna lalu memberikan wejangan, bahwa seorang guru memberikan ilmu pengetahuan sebagai amal. Bukan untuk diperdagangkan, apalagi meminta pengabdian murid untuk memenuhi ambisi sang guru. Berikut dialog Sri Krishna dengan Guru Drona.
Sri Krishna:
Karena disebabkan cinta butamu ini, kau tidak pernah menjadi guru yang sebenarnya. Kau mengajarkannya hanya sebagai seorang pengajar
Drona:
Kenapa kau berbicara seperti itu, Basudewa? Semua hidupku, aku telah berusaha untuk membuat semua muridku untuk jadi hebat. Dengan tidak mengharapkan apapun selain pengabdian yang sempurna
Sri Krishna:
Seorang guru adalah orang yang memberikan pengetahuan sebagai amal. Dia tidak pernah memperdagangkan pengetahuan! Itulah sebabnya seorang Guru hanya mengharapkan pemberian kecil dari murid-muridnya. Dia tidak mematok nilai apa pun. Tetapi kau mematok sebuah nilai untuk pengetahuanmu yang tidak ternilai!
Untuk menukar pengetahuanmu dengan meminta muridmu untuk membalas dendam. Bukan hanya kau telah meracuni hidupmu sendiri, tetapi juga termasuk meracuni kehidupan murid-muridmu. Dan semua ini terjadi karena cinta buta dan arogansimu. Kau bukanlah seorang guru! Orang yang menempatkan arogan di pikirannya, cinta buta, dan ketamakan yang ada dalam hatinya, tidak akan pernah sama sekali mampu untuk berbuat kebenaran!
Hari ini adalah waktunya, untukmu untuk membuat keputusan yang benar. Biarkan cinta butamu pergi! Aku bisa saja mengambil hidupmu saat ini juga. Tapi ini adalah keinginanku untuk melihatmu membuat keputusan yang benar dalam hidupmu sendiri.
Setelah mendapat wejangan itu, Guru Drona merasa seperti tercerahkan. Di akhir hidupnya, Guru Drona telah membuat keputusan yang benar. Ia meletakkan senjatanya dan menerima kematiannya di tangan Drestadyuma, yang tak lain adalah anak dari Drupada.
Sebagai informasi, setelah Guru Drona meminta murid-muridnya untuk membalas dendam pada Drupada, ternyata Drupada berbalik menaruh dendam pada Drona. Maka ketika dilepaskan oleh Drona, Drupada bertapa dengat sangat keras, memohon agar dikaruniai seorang anak laki-laki yang nantinya akan menjadi pembunuh Drona. Ternyata permohonan Drupada itu terkabul. Drestadyuma, anak laki-laki Drupada memenggal kepala Drona tepat setelah mendapatkan pencerahan dari Sri Krishna.