Bali Berduka, Dokter Sekaligus Maestro Tari Legong Tutup Usia

Bulantrisna lestarikan kesenian tari Bali sampai akhir hayat

Denpasar, IDN Times - Kepergian maestro Seni Tari Legong Bali, DR dr Anak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik, meninggalkan duka yang mendalam bagi orang-orang terdekatnya seperti Budayawan Bali Prof Dr I Made Bandem, dan Pegiat Seni Budaya Bali Melati Danes. Keduanya sangat mengenali almarhumah Ayu Bulantrisna. Semasa hidupnya, ia sangat konsen dan giat dalam pelestarian kesenian tari Bali, khususnya Tari Legong. Maestro berusia 74 tahun itu menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 01.30 Wita, Rabu (24/2/2021), di Rumah Sakit wilayah Jakarta.

Ia merupakan cucu raja terakhir dari Kerajaan Kabupaten Karangasem, Anak Agung Anglurah Djelantik.

Baca Juga: Sejarah 6 Pura di Tabanan yang Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya

1. Ayu Bulantrisna pernah ikut misi Kepresidenan pada tahun 1965

Bali Berduka, Dokter Sekaligus Maestro Tari Legong Tutup UsiaFoto ketika mengikuti misi kesenian Kepresidenan Republik Indonesia (RI) ke Filipina, Korea Utara, Tiongkok hingga Jepang pada tahun 1965. AAA Bulantrisna nomor empat dari kanan depan. (Dok.IDN Times/Prof Dr Prof I Made Bandem)

Bandem mengenang bagaimana kebersamaannya dengan Bulantrisna. Keduanya merupakan teman sejak kecil, dan sama-sama seniman tari yang hidup dalam satu generasi. Keduanya bergabung bersama dalam Sekaa Gong Peliatan, Ubud, Kabupaten Gianyar.

"Saya dulu adalah anak angkat dari ayah beliau, jadi kami sudah seperti kakak beradik,. Kami seniman satu generasi, sempat sama-sama menjalankan misi kepresidenan untuk berkesenian pada dekade 1960an," ungkap Bandem ketika dihubungi IDN Times via WhatsApp, Rabu (24/2/2021).

Tahun 1962, keduanya berpartisipasi dalam pembukaan Asean Games di Jakarta yang menampilkan 1000 penari Pendet. Mereka juga ikut dalam misi Kepresidenan tahun 1964 ke Filipina, Korea Utara, Tiongkok, hingga Jepang pada tahun 1965.

"Beliau menari Legong keraton sebagai seorang Maestro. Sementara saya menari Kebyar Duduk dan Baris. Kami sering sama-sama menari Oleg Tamulilingan. Beliau jadi perempuan dan saya jadi laki-laki," kenang Bandem.

Baca Juga: 4 Pesan Bijak Tetua Bali yang Tidak Boleh Kamu Lupakan

2. Bulantirsna masih aktif dalam pelestarian dan pembinaan seni tari Bali meskipun dalam keadaan sakit

Bali Berduka, Dokter Sekaligus Maestro Tari Legong Tutup UsiaAnak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik ketika pentas untuk sang guru di Peliatan pada tahun 2007. (Dok.IDN Times/Prof Dr I Made Bandem)

Hal itu diungkapkan sendiri oleh Bandem. Bahkan Bulantrisna mendirikan sanggar tari yang diberi nama Bengkel Tari Ayu Bulan di Jakarta.

"Beliau memang sangat konsen dalam pelestarian dan pembinaan tari Bali di luar Bali. Bahkan terakhir beliau aktif menari sampai di San Francisco, Amerika. Beliau mengikuti jejak ayahnya, yang juga sangat konsen pengembangan dan pelestarian kesenian Bali," jelasnya.

Bandem mengaku sempat mengirim pesan WhatsApp (WA) ke Bulantrisna, untuk mengirimkan doa agar segera pulih, pada Selasa (23/2/2021). Namun pesan itu belum mendapat balasan.

"Baru kemarin saya kirim WA, karena ada suatu firasat. Saya kirimkan doa ke beliau agar segera sembuh. Namun pagi tadi kami ada kabar duka, jika beliau sudah berpulang."

3. Bulantrisna dan Bandem menggarap buku tentang Tarian Legong Keraton Bali

Bali Berduka, Dokter Sekaligus Maestro Tari Legong Tutup UsiaMemegang mikrofon-Budayawan Bali, Prof Dr Prof I Made Bandem. (Facebook.com/STIKOM.Bali)

Bulantrisna dan Bandem sedang menggarap buku tentang Tarian Legong Keraton Bali. Buku tersebut tengah disempurnakan, dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris agar sifatnya lebih internasional.

"Kami sebenarnya sedang menggarap buku bersama-sama dan beliau sebagai editornya. Tapi beliau sudah berpulang, dan semoga buku ini bisa kami rilis," harapnya.

Ia menilai, buku tersebut merupakan dedikasi dan persembahan terakhir Bulantrisna untuk diwariskan kepada generasi muda Bali ke depannya. Dirinya berharap buku itu segera diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan.

"Buku itu merupakan pengabdian dan persembahan terakhir beliau, dalam upayanya melestarikan dan mengembangkan kesenian tari di Bali. Tauladan dan sikap beliau dalam berkesenian, wajib diiteruskan ke generasi muda Bali."

4. Bulantrisna adalah guru sekaligus ibu bagi Melati Danes

Bali Berduka, Dokter Sekaligus Maestro Tari Legong Tutup UsiaPopo Danes, Bulantrisna, Melati Danes, dan Sardono Waluyo Kusumo. (Dok.IDN Times/Melati Danes)

Hal serupa diungkapkan oleh Pegiat Seni Budaya Bali, Melati Danes. Ia merupakan guru sekaligus ibu baginya. Ketika masih Sekolah Menengah Atas (SMA), Melati belajar menari Legong Peliatan dari Maestro Bulantrisna.

"Beliau mengenalkan saya dan teman-teman tari Legong Peliatan, dan akhirnya saya diajak juga bergabung di sanggar tari beliau," terangnya.

Bulantrisna termasuk orang yang penting dalam hidupnya. Sebab ia banyak menginspirasi dalam berkesenian, hingga mempertemukan Melati dengan pendamping hidup.

"Beliaulah yang memperkenalkan saya dengan suami."

Banyak hal dapat diteladani dari Bulantrisna. Terutama bagaimana selama hidupnya tetap getol mengembangkan dan melestarikan kesenian Bali hingga akhir hayat. Semangatnya dalam berkesenian, diharapkan dapat diteruskan oleh generasi muda Bali zaman sekarang.

Berikut ini profil singkat Anak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik

Lahir: Deventer, Belanda, 8 September 1947

Profesi: Dokter Spesialis THT, konsultan bidang kesehatan telinga/pendengaran dan audiologi, neuro-otologi

Pendidikan:

  • Dokter Umum Iniverstitas Padjadjaran, Bandung (1975)
  • Spesialis THT (1985)
  • Dokter Medizin/S-2 di Ludwig Maximilians University (LMU) Munich, Jerman (1989)
  • Doktor/S-3 di University of Antwerp, Belgia (1996)

Pekerjaan:

  • Pengajar ASTI Bandung (1972-1974)
  • Pengajar Ilmu Faal FK Universitas Padjadjaran, Badung dan Konsultan World Health Organization South East Asia di New Delhi (1985-2004)

Pengalaman Pentas:

  • Tari Energi Legong di Solo (1996)
  • Tari Legong Asmarandana di Bandung (1996)
  • Tari Mutiara Legong di Bandung (2000)
  • Tari Legong Witaraga di Bandung dan Jakarta (2002)
  • Tari Janger HipHop di San Francisco, Amerika Serikat (2005)
  • Tari Janger Anti Stress di Amerika Serikat (2006)
  • Tari Bedoyo Legong Calonarang di Jakarta dan Singapura (2007)
  • Tari Topeng Panji dan Rengganis di Bali dan Jakarta (2012).

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya