Mahasiswa Bali Garap Film Animasi Made and The Lost Spirit

Denpasar, IDN Times - Mahasiswa di Bali tengah menggarap film animasi berjudul "Made and The Lost Spirit". Teaser film animasi 3D berbudaya Bali ini viral di media sosial (medsos). Ida Bagus Ista Krishna adalah orang di balik tergarapnya film animasi ini. Mahasiswa IDB (Institut Desain dan Bisnis) Bali ini memang sedang merintis usaha studio animasi.
Krishna mengatakan, film animasi "Made The Lost Spirit" digarap bersama mahasiswa-mahasiswa magang. Dengan bujet yang terbatas, ia berusaha membuat film animasi 3D semaksinal mungkin. Teaser-nya saja digarap ala-ala produksi Disney.
"Inspirasi film animasi "Made and The Lost Spirit" ini sebenarnya terinspirasi dari cerita Galungan tentang Dharma melawan Adharma. Makanya nama barongnya Dharma," ujar Krishna saat diwawancara, Selasa (23/7/2024).
"Made and The Lost Spirit" bercerita tentang seorang anak bernama Made ingin mengembalikan keadaan desanya yang hancur karena ulah butakala. Dalam perjalanan petualangannya, Made bertemu roh baik berupa barong bernama Dharma. Barong inilah yang akan menemani petualangan Made untuk mengembalikan keadaan desanya seperti semula. Film ini akan terbagi menjadi 16 episode, dan bakalan dirilis pada akhir tahun jika tidak ada hambatan.
Bagi Krishna, film ini digarap atas tekadnya yang ingin memajukan industri animasi di Indonesia, sekaligus memperkenalkan budaya Bali.
"Saya melihat peluang film animasi sangat besar sekali, dan di Indonesia masih jarang banget, terutama di Bali. Melalui film ini, saya ingin memajukan industri animasi di Indonesia sekaligus memperkenalkan budaya Bali melalui film animasi," harap Krishna.
1. Film "Made and The Lost Spitit" digarap di studio animasi yang didirikan oleh mahasiswa

Krishna memiliki kemampuan di bidang animasi setelah sekolah jurusan animasi di SMK RUS Kudus, Jawa Tengah, yang merupakan bagian dari Djarum Foundation. Setelah lulus SMK, Krishna bekerja di Studio Animasi Brown Bag Film. Saat ini ia tercatat sebagai mahasiswa IDB, dan merintis studio animasi sendiri yang diberi nama LYS Animation Studio, yang mana film animasi "Made and The Lost Spirit" itu diproduksi.
"Film ini saya garap dengan teman-teman mahasiswa juga di kampus, karena saya baru merintis. Kebetulan juga muda mudi Bali terlibat mengerjakan film animasi ini. Jadi bisa membuat muda mudi di Bali lebih kreatif lagi dan punya skill di dunia animasi," ungkap dia.
2. Made and The Lost Spirit digarap dengan bujet yang sangat terbatas

Film animasi "Made and The Lost Spirit" sepenuhnya dikerjakan oleh mahasiswa-mahasiswa magang yang merintis studio animasi. Sehingga bujet produksinya sangat terbatas. Proses produksinya juga masih banyak memakai fasilitas pribadi. Bujet yang dimilikinya ini dialokasikan untuk menyewa tempat, bayar listrik, dan internet. Ia mengakui sedang mencari sponsor untuk pendanaannya agar lebih maksimal.
Menurutnya, untuk menggarap film animasi secara maksimal membutuhkan komputer dengan spesifikasi tinggi, agar menghasilkan gambar yang lebih realis dan tajam seperti di film Disney.
"Kami menggunakan komputer seadanya. Bahkan sering tidak kuat komputernya. Walau demikian, kami akan semaksimal mungkin menggarap film animasi ini," jelas Krishna.
3. Krishna berharap dapat membuat film animasi yang tayang di bioskop ataupun platform streaming
Krishna menilai, film animasi sangat berpeluang besar di Bali. Bahkan menurutnya Bali bisa menjadi pusat industri film animasi dunia. Karena banyak sekali para seniman di Bali menghasilkan karya yang bagus dan bisa diterapkan di animasi.
"Hanya saja saat ini industri animasi belum dikenal luas oleh masyarakat di Bali. Mengembangkan industri animasi memang harus punya fasilitas yang memadai," katanya.
Melalui garapan "Made and The Lost Spirit", ia berharap film-film animasi karya lokal semakin diminati banyak orang. Terutama karyanya bisa dirilis full movie dan ditayangkan di bioskop ataupun platform streaming seperti Netflix.
Buat kamu yang penasaran dengan teaser "Made and The Lost Spirit", silakan klik video di atas ya.