4 Tumbuhan Darurat yang Aman Dikonsumsi saat Logistik Pendakian Habis

Pada saat melakukan pendakian gunung mungkin ada kalanya logistik makanan yang dibawa tidak cukup karena berbagai alasan, mulai dari perhitungan yang keliru, hingga cuaca ekstrem yang dapat memperlambat proses perjalanan. Pada situasi seperti ini tentu mengetahui jenis makanan darurat yang tetap aman dikonsumsi merupakan langkah penting untuk memastikan tenaga tetap terjaga, dan menghindari potensi kelelahan berlebih.
Makanan darurat bukan hanya soal mengganjal perut, namun juga tentang memenuhi kebutuhan energi dalam kondisi yang minim perlengkapan. Oleh sebab itu, perhatikan beberapa tumbuhan darurat berikut ini yang sebetulnya aman untuk dikonsumsi pada saat lugas logistik pendakian sudah mulai menipis.
1. Daun pakis muda

Pakis muda atau yang juga dikenal sebagai paku sayur merupakan salah satu tumbuhan hutan yang aman untuk dikonsumsi dan juga mudah ditemukan di daerah sekitar pegunungan tropis. Daun pakis memiliki tekstur yang renyah dan juga cita rasa yang segar. Sehingga banyak dinikmati oleh orang-orang karena proses pengolahannya hanya perlu direbus sebentar, atau dimakan mentah setelah proses pencucian.
Tumbuhan ini sebetulnya dapat ditemukan di area lembap, seperti di dekat sungai atau jalur yang memang banyak terdapat lumut. Meski dapat dimakan mentah dalam kondisi darurat, namun semestinya memang tetap dimasak jika memungkinkan untuk menghindari potensi parasit atau kotoran yang masih menempel di permukaannya.
2. Umbi gadung yang sudah diolah

Gadung merupakan umbi-umbian yang banyak ditemukan di hutan, namun tetap perlu diketahui bahwa umbi ini beracun apabila tidak diolah dengan cara yang benar. Pada kondisi survival, jika kamu menemukan gadung yang sudah terendam air mengalir selama beberapa hari ataupun terlihat seperti telah terendam secara alamiah, maka umbi tersebut sebetulnya tetap bisa dimasak dan dimakan.
Pengolahan pada umumnya dengan cara merendam berhari-hari, menjemur, lalu direbus untuk menghilangkan potensi racun yang masih menempel di permukaannya. Cara ini bisa menjadi opsi untuk memenuhi sumber karbohidrat alami yang mengenyangkan. Namun tetap harus berhati-hati dalam proses pengolahan karena kandungan racun di dalamnya.
3. Buah murbei atau buah hutan yang dikenali

Buah murbei liar atau buah semak, seperti arbei hutan ternyata sering tumbuh liar di pegunungan dengan ketinggian yang sedang. Buah ini bisa dimakan secara langsung dan mengandung air, serta gula alami yang dapat memenuhi kebutuhan energi dengan lebih cepat.
Sangat penting untuk mengenali buah yang aman, karena ada pula beberapa buah liar yang serupa tapi ternyata memiliki sifat beracun. Ciri umum dari buah yang aman antara lain tidak berbau menyengat, tidak pahit secara berlebihan, dan biasa dimakan oleh hewan liar.
4. Rebung bambu muda

Rebung atau tunas muda bambu sebetulnya dapat dimakan setelah direbus dan bisa menjadi sumber serat, serta sedikit karbohidrat. Rebung muda biasanya akan tumbuh di kaki-kaki rumpun bambu dan bisa dikupas untuk diambil bagian dalam yang teksturnya cenderung lunak.
Setelah direbus atau dipanggang dengan menggunakan api kecil, maka rebung tersebut dapat dijadikan lauk sederhana untuk menambah energi. Pastikan kamu tidak memakan rebung dari jenis bambu yang baunya menyengat, sebab rentan mengandung senyawa berbahaya apabila dikonsumsi.
Pada saat logistik habis ketika pendakian, maka jangan panik karena ada sumber makanan darurat yang dapat dimanfaatkan dengan cermat. Selama kamu dapat mengenali ciri-ciri tumbuhan yang aman dan paham proses pengolahannya, maka bisa dikonsumsi tanpa khawatir. Dengan pengetahuan ini, maka kamu bisa melanjutkan pendakian sampai ke basecamp!