Malala Yousafzai (instagram.com/malala)
Malala menolak stigma bahwa perempuan adalah subjek yang lemah. Selama perjuangannya mengampanyekan hak pendidikan untuk perempuan di Pakistan, ia acapkali mengalami kriminalisasi dari Taliban. Namun Malala dengan teguh tetap maju tanpa sekalipun mundur. Hingga pada 2012, Taliban melumpuhkan Malala dengan menembaknya.
Setahun sesudahnya, 2013, Parlemen Eropa memberikan penghargaan Sakharov atas aktivisme Malala dalam perjuangan untuk kebebasan berpikir. Di usianya yang ke-17 tahun, pada tahun 2014, ia mendapatkan penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian.
Hidup dengan buta huruf adalah mengerikan, mudah untuk dimanipulasi, dan diperbudak. Malala berjuang melawan buta huruf untuk anak perempuan di Pakistan. Menurutnya, perempuan tidak akan pernah berdaya dan setara tanpa mendapatkan akses pendidikan yang baik. Menurut Malala, untuk mendapatkan hak, maka perempuan harus mengutamakan pendidikan.