Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi tanda diam-diam jadi attention seeker (Pexel.com/Liza Summer)
Ilustrasi tanda diam-diam jadi attention seeker (Pexel.com/Liza Summer)

Kamu mungkin pernah bertanya-tanya, “Kenapa ya, aku selalu ingin diperhatikan orang lain?” Tenang, itu bukan hal yang aneh. Setiap orang pasti punya kebutuhan untuk dihargai dan diperhatikan. Tapi, kalau hal ini terus-menerus dilakukan tanpa sadar, bisa jadi itu tanda kamu diam-diam jadi attention seeker.

Jangan salah paham, ini bukan tentang menyalahkan atau memberi label buruk, melainkan untuk membantu kamu lebih memahami diri sendiri. Yuk, kita bahas lima tandanya!

1. Selalu membuat cerita yang terlihat "wow"

Ilustrasi tanda diam-diam jadi attention seeker (Pexel.com/Artem Podrez)

Pernah gak, kamu merasa harus menceritakan sesuatu dengan tambahan bumbu supaya terlihat lebih menarik? Misalnya, liburan akhir pekan jadi terasa seperti “petualangan paling seru tahun ini” saat diceritakan ke teman-teman. Padahal, sebenarnya biasa saja. Ini adalah tanda kamu ingin mencuri perhatian dengan cara terlihat lebih spesial.

Sebetulnya, gak salah kok ingin berbagi cerita seru. Tapi kalau terus-terusan berlebihan, orang di sekitar mungkin malah merasa kurang nyaman. Cobalah untuk lebih jujur dengan pengalamanmu. Kadang, hal-hal sederhana justru lebih berkesan dan terasa nyata, lho!

2. Posting media sosial tanpa henti

Ilustrasi tanda diam-diam jadi attention seeker (Pexel.com/Anna Shvets)

Kamu sering gak sih, merasa gak tenang kalau sehari aja gak upload sesuatu ke Instagram, TikTok, atau platform lainnya? Entah itu foto kopi, outfit hari ini, atau sekadar selfie, rasanya seperti ada dorongan kuat untuk menunjukkan semuanya ke dunia. Kalau iya, ini tanda lain bahwa kamu mencari validasi dari perhatian orang lain.

Coba pikirkan lagi, apakah kamu posting karena benar-benar ingin berbagi, atau karena takut gak dianggap eksis? Gak semua hal perlu dibagikan kok. Kadang, menikmati momen tanpa kamera malah lebih memuaskan.

3. Suka menyela atau mengalihkan topik

Ilustrasi tanda diam-diam jadi attention seeker (pexel.com/SHVETS Production)

Saat ngobrol sama teman, apakah kamu sering tanpa sadar memotong pembicaraan mereka dan mengarahkan topiknya ke dirimu? Contohnya, temanmu lagi cerita tentang kerjaan yang berat, tapi kamu tiba-tiba menyahut dengan cerita betapa sibuknya dirimu.

Tindakan ini sering dilakukan tanpa niat buruk, tapi bisa bikin orang lain merasa kamu kurang mendengarkan. Padahal, mendengarkan cerita orang dengan tulus itu juga bagian penting dari hubungan sosial yang sehat.

4. Pura-pura gak butuh perhatian, tapi sebenarnya mau

Ilustrasi tanda diam-diam jadi attention seeker (pexel.com/cottonbro studio)

Kamu mungkin pernah berkata, “Aku gak peduli kok orang lain mikir apa.” Tapi di sisi lain, kamu sengaja bikin story ambigu supaya orang bertanya, “Kamu kenapa?” Misalnya, upload gambar hitam polos dengan caption, “Lelah.”

Ini adalah bentuk perhatian yang dicari secara tidak langsung. Mungkin, kamu merasa malu untuk meminta perhatian secara langsung, sehingga memilih cara yang lebih subtil. Namun, daripada bermain teka-teki, lebih baik ungkapkan perasaanmu dengan jujur ke orang terdekat.

5. Cepat merasa kecewa kalau gak dapat respon

Ilustrasi tanda diam-diam jadi attention seeker (Pexel.com/Alex Green)

Kamu merasa kesal atau sedih kalau pesanmu gak cepat dibalas atau story-mu gak banyak yang kasih like? Ini tanda terakhir yang cukup jelas kalau kamu diam-diam mencari validasi. Memang, mendapatkan respons dari orang lain itu menyenangkan, tapi jangan biarkan hal itu mendikte kebahagiaanmu.

Ingat, validasi terbesar datang dari dirimu sendiri. Belajar mencintai diri apa adanya akan membantumu lebih tenang dan percaya diri.

Attention seeker bukan berarti kamu orang yang buruk, kok. Semua orang pernah merasa ingin diperhatikan, dan itu wajar. Yang penting, sadari kapan kebutuhan ini mulai mengganggu hubunganmu dengan orang lain atau bahkan kebahagiaanmu sendiri. Yuk, mulai fokus pada hal-hal yang lebih bermakna. Jadikan perhatian dari orang lain sebagai bonus, bukan kebutuhan utama. Ingat, kamu sudah cukup berharga tanpa perlu membuktikan apa pun. Teruslah bertumbuh dan temukan versi terbaik dari dirimu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team