Pengalaman berkenalan dengan Umbu Landu Paranggi juga melekat kuat di ingatan penyair Wayan Jengki Sunarta. Sebagai anak didiknya, Jengki tahu betul bagaimana pertama kali Umbu berkenalan dengan orang baru. Dalam tulisannya berjudul Saya, Umbu, dan Puisi, Jengki menuturkan, Umbu memang terkesan dingin bila berhadapan dengan orang yang baru dikenalnya. Namun di balik itu semua, Umbu sosok yang perhatian. Tak jarang Umbu mengunjungi langsung calon penyair yang dianggapnya berbakat. Menurut Jengki, Umbu memiliki cara-cara tak terduga untuk memotivasi anak didiknya.
"Kadangkala dia datang membawa sejumlah buku puisi sebagai kado ulang tahun calon penyair itu. Pada kesempatan lain, dia datang hanya untuk mengajak calon-calon penyair main kartu dan makan pisang rebus. Umbu memiliki cara tersendiri, seringkali tidak terduga untuk memotivasi calon-calon penyair yang dianggapnya berbakat besar," dikutip seizin Jengki Sunarta.
Masih dalam tulisan yang sama, Jengki mengisahkan bahwa Umbu juga termasuk orang yang sulit ditemui dan dilacak jejaknya. Acapkali Umbu akan menghilang jika ada tamu istimewa yang mencarinya. Bahkan Emha Ainun Najib alias Cak Nun, murid kesayangan Umbu juga beberapa kali gagal bertemu dengan Presiden Malioboro itu.
"Banyak sastrawan nasional yang ingin bertemu Umbu, tapi Umbu selalu menghilang, menghindari pertemuan. Pertemuan akan terjadi hanya karena dua sebab: Umbu memang ingin bertemu atau Umbu dijebak," kisah Jengki.