Instagram.com/desysuarcraft
Usaba Dangsil atau sering disebut disebut Usaba Aya/Usaba Gede dilaksanakan oleh masyarakat Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem. Namun dalam pelaksanaannya, Usaba Dangsil ini juga diikuti oleh warga dari desa-desa tetangga seperti Desa Tenganan Pegringsingan, Desa Jungsri, Desa Timbrah, Desa Asak, Desa Bugbug, Desa Tenganan Dauh Tukad, dan lainnya.
Usaba ini termasuk upacara sakral dan besar karena upacaranya besar dan memerlukan biaya cukup tinggi. Upacara ini tidak digelar secara rutin setiap tahun. Pelaksanaannya juga tidak bisa ditentukan. Upacara besar ini pernah diselenggarakan tahun 2002 dan terakhir tahun 2016. Usaba Dangsil ini digelar sebagai bentuk syukur dan wujud bakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) atas kehidupan, kesejahteraan, dan hasil bumi yang melimpah.
Dari berbagai informasi, disebutkan bahwa Usaba Dangsil biasanya digelar ketika deha teruna (muda-mudi) mulai berkurang karena ada yang sudah menikah atau sebab lainnya. Di Desa Adat Bungaya, deha teruna memiliki peranan dan tanggung jawab yang penting untuk ngayah (menjadi relawan) dalam Usaba ini. Ada beberapa rangkaian yang harus dijalani oleh deha teruna sebagai ujian fisik dan mental sebelum puncak Usaba Dangsil.
Keunikan Usaba Dangsil terletak pada sarana upacaranya yakni menggunakan dangsil. Dangsil adalah susunan banten yang terdiri dari dedaunan, jajanan tradisional, serta sesajen yang dirangkai tinggi dan bertingkat seperti meru. Ada 7 dangsil ukuran besar setinggi 16 meter yang dipersembahkan saat Usaba Dangsil dan diarak oleh ribuan masyarakat serta muda mudi menuju Pura Penataran Desa Adat setempat. Selain itu, ada juga dangsil lebih kecil sesuai aturan yang telah dibuat.