2. Malas 

ilustrasi pria malas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Malas mungkin pada dasarnya pernah dilakukan oleh semua orang. Kemalasan bisa datang kapan saja. Tapi yang membedakannya adalah bagaimana seseorang mengambil sudut pandang dari sikapnya itu. Antara dimanja dan ditinggalkan, semua akan menghasilkan output yang berbeda untuk dirinya.

Jika sedang berproses, rasa malas bisa muncul secara tiba-tiba. Disadari atau tidak, hal ini tentu bisa membuat prosesmu terhambat. Namun tidak jika kamu mampu mengendalikan diri dengan baik dan memiliki komitmen kedisiplinan dan juga tekad yang kuat, maka rasa malas akan sulit untuk bisa menghampiri kamu. Kamu juga bisa sesekali mengingat tujuan awalmu, agar semangatmu kembali menyala. 

3. Tidak fokus

ilustrasi pria sedang fokus bekerja (pexels.com/cottonbro studio)

Susah fokus seringkali terjadi di tengah menjalankan pekerjaan yang kita lakukan. Misal kita sedang membaca buku dan tiba-tiba pikiran teralihkan begitu saja. Hal ini bisa terjadi akibat faktor internal maupun eksternal. Distraksi merupakan faktor eksternal yang bisa dikatakan faktor paling umum yang sering seseorang jumpai, lho. Terkhusus, ketika kamu menyimpan dan mengaktifkan notifikasi handphone di sampingmu.

Namun terlepas dari itu, dari sisi sains pun ternyata sudah banyak yang menjelaskan tentang bagaimana agar kita bisa fokus dalam melakukan aktivitas. Seperti dengan minum air putih secukupnya.

Selain itu, menurut John Ratey, seorang professor psikiatri di Harvard Medical School, mengatakan bahwa dengan olahraga seperti berenang, berlari, dan angkat beban, tidak hanya baik untuk tubuh, tapi juga berguna untuk meningkatkan kesehatan otak, yang penting untuk kapasitas memori dan konsentrasi.

4. Menurunnya kekonsistenan 

ilustrasi seseorang dengan buku (pexels.com/pixabay)

Tidak hanya fokus saja, dalam menjalankan sebuah hal yang sudah menjadi komitmen pun tentunya harus dilakukan dengan konsisten. Menata niat yang baik sedari awal akan menentukan terhadap bagaimana konsistensi kamu ke depannya.

Maka hal terpenting untuk membangun sikap ini adalah dengan adanya tatanan tujuan secara jelas dan realistis, tidak aneh-aneh. Dalam artian, ketika kamu mengonsep sebuah rencana, tentu artinya kamu siap untuk melakukan hal itu.

Jika kamu sedang merasakan seperti ini, nggak perlu pusing-pusing. Nikmati saja alur dan prosesnya. Jangan berpikir untuk berhenti melakukannya, tapi berpikirlah bagaimana agar apa yang kamu lakukan bisa konsisten dengan maksimal. Hal terpenting, kamu senang dan tetap nyaman untuk melakukannya, ya.

5. Mencederai komitmen 

ilustrasi sedang menulis (unsplash.com/Cathryn Lavery)

Bagian ini merupakan satu hal yang bisa dibilang krusial. Ya, jika hanya sekadar proses terhambat karena malas, mudah terdistraksi atau apapun itu, mungkin masih bisa dikendalikan oleh diri kita masing-masing. Tapi, jika sudah berani untuk mencederai komitmen, tentu adalah pertanda apa yang telah kamu impikan akan hilang. Semua letih dan peluh kita seakan-akan nggak berguna dan sia-sia. 

Melanggar komitmen pertanda kurangnya persiapan sedari awal. Bisa jadi karena kurangnya tekad yang kuat. Jadi jika ingin mulai melakukan proses untuk mencapai mimpi, pikirkan komitmenmu kembali dengan baik, ya. Tujuannya agar dirimu  tidak merasa lelah sendiri, yang pada akhirnya hanya berujung sia-sia belaka. 

Berproses memanglah tidak mudah. Kita terkadang dihadapkan dengan sekelumit hambatan di dalamnya. Tapi perlu diingat pula hal-hal yang bisa menghambat jalan kamu ya seperti dijelaskan di atas.