Banyak orang yang tak sadar akan risiko paparan sinar biru yang dihasilkan layar gadget. Terlebih seiring dengan meningkatnya penggunaan gadget dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk keperluan pekerjaan maupun hanya hiburan saja.
Dilansir dari Alodokter, banyak orang yang kemudian berpikir menggunakan kacamata penghalau sinar biru untuk mengurangi paparan sinar biru ini. Benarkah cara itu efektif?
Dalam tulisan Dokter Spesialis Mata, dr. Dian Hadiany Rahim diungkapkan bahwa sinar biru memiliki panjang gelombang 415-455 nanometer. Beberapa efek paparan sinar biru gadget di antaranya:
Apakah efektif apabila menggunakan kacamata penghalau sinar biru? Perlu diketahui bahwa kacamata penghalau sinar biru dilengkapi dengan lensa khusus yang memang memiliki sejumlah manfaat. Keunggulannya antara lain dapat meningkatkan kualitas tidur, mengurangi gejala mata lelah, serta mencegah penyakit akibat paparan dari sinar biru tersebut.
Meskipun begitu, namun kacamata ini rupanya tidak sepenuhnya diperlukan karena paparan sinar biru pada layar gadget masih terbilang wajar. Kebiasaan buruk dalam melihat layar gadgetlah yang menyebabkan mata menjadi cepat lelah.
Sementara itu untuk meningkatkan kualitas tidur, seseorang bisa menggunakan cara yang sederhana yakni tidak berlama-lama menatap layar gadget, khususnya saat memasuki jam tidur. Sebaiknya aktifkanlah mode malam.
Dari studi yang ada, diperkirakan rata-rata orang melihat smartphone lebih dari 150 kali per hari. Kepada IDN Times, beberapa millennials mengatakan bahwa mereka susah terlepas dari gadget dan perangkat tersebut sudah menjadi bagian dari hidup. Berikut pengakuan mereka:
“Nggak (tidak) pernah (tidak penah jauh dari gadget). Hidup dan sama gadget. Kayak kemarin 10 jam (laptop). Hape-nya mungkin 1 jam (sekali lihat). Kalau jauh nggak bisa. Karena pekerjaan sih,” ungkapnya pada Rabu (2/12/2020).
“Hmm, berjam-jam bisa. Tapi tergantung kegiatan hari itu juga. Kalau weekday karena kerja, biasanya ya mungkin kalau ditotal bisa kurang lebih 4 jam kali. Kalau weekend, bisa dobel kalau lagi mager (malas gerak) di kosan. Kalau lagi mbolang (berpetualang) malah bisa ga cek hp,” ungkapnya.