IKLIM Rilis Sonic/Panic Vol 2, Memuat Isu Ketahanan Pangan

Gianyar, IDN Times - Sejumlah musisi yang tergabung dalam IKLIM semakin gencar menyuarakan isu lingkungan yang dibawakan apik dalam lagunya. Kegiatan ini terekam dalam IKLIM Fest yang diselenggarakan beberapa hari lalu di Bali. Karya musisi yang ditampilkan di antaranya mengeksplorasi ketahanan pangan, mengangkat isu perubahan lahan kebun menjadi pabrik, dan ironi di balik kebijakan impor beras yang dipengaruhi perubahan iklim.
Para musisi juga sepakat bahwa krisis iklim bukan lagi sekadar isu global, namun kenyataan yang harus dihadapi setiap negara, termasuk Indonesia. Dampaknya terasa dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari frekuensi bencana alam yang meningkat hingga kerusakan ekosistem.
1. Makna IKLIM dan MDE dalam dunia musik

Pertama, kamu harus pahami dulu tentang IKLIM. IKLIM merupakan akronim dari The Indonesian Climate Communications, Arts & Music Lab. Adalah sebuah kolektif musisi dan seniman yang peduli terhadap isu iklim dan bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya kesadaran lingkungan melalui seni dan musik.
Sedangkan MDE adalah Music Declares Emergency Indonesia, sebuah gerakan yang mengajak seniman dan profesional industri musik untuk berkomitmen melindungi kehidupan di bumi. Indonesia menjadi negara pertama di Asia yang tergabung dalam gerakan global ini, yang juga didukung oleh berbagai musisi internasional ternama seperti Billie Eilish, Thom Yorke (Radiohead), dan Massive Attack.
2. Musisi Indonesia mengangkat isu krisis iklim lewat musik

IKLIM menginisiasi peluncuran album kompilasi sonic/panic pada 2023 lalu yang melibatkan 13 musisi lintas genre, dan album kompilasi kedua melibatkan 15 musisi dari berbagai wilayah Indonesia. Mereka bersama-sama menyuarakan urgensi krisis iklim serta mengajak pendengar untuk beraksi demi menjaga bumi.
Sebanyak 15 lagu dari musisi yang peduli terhadap isu perubahan iklim, di antaranya Efek Rumah Kaca, Petra Sihombing, Voice of Baceprot, Asteriska, Matter Mos, Bsar, Daniel Rumbekwan, Bachoxs, Down For Life, Jangar, LAS!, Poker Mustache, Rhosy Snap, The Vondallz, dan Wake Up Iris!. Mereka tersebar di berbagai kota seperti Jakarta, Makassar, Pontianak, Madiun, Malang, Bandung, Solo, Fakfak, hingga Denpasar.
Menurut seniman Efek Rumah Kaca, Cholil Mahmud, sonic/panic kedua ini sangat berbeda dari yang pertama. Karena terinspirasi dari hasil lokakarya yang diadakan IKLIM pada Juli 2024 lalu.
"Ini yang membedakan sonic/panic Vol.2 dari kompilasi-kompilasi serupa yang pernah kami ikuti sebelumnya. Workshop ini memberikan kesempatan bagi musisi yang belum terlalu memahami isu tapi sudah sadar pentingnya untuk belajar lebih dalam, dan bagi mereka yang sudah paham, untuk memperbarui informasi serta memperkuat pemahaman mereka,” jelasnya.
3. Musisi merekam perubahan dan isu lingkungan untuk disuarakan

Vokalis Navicula dan inisiator IKLIM, I Gede Robi Supriyanto, menegaskan bahwa musik memiliki kekuatan sebagai medium perubahan. Isu lingkungan adalah isu yang penting untuk dibicarakan. Jika sebagai masyarakat tidak berbicara, pemerintah tidak akan mendengarkan, dan tidak akan mengangkat isu ini dalam kebijakan publik.
"Musik itu powerful. Untuk membuat perubahan, kita harus menyentuh hati orang, dan seni adalah media yang paling efektif untuk itu," ungkap Robi, sapaannya.
Tentu, bagi musisi yang terlibat, sonic/panic Vol. 2 bukan sekadar proses berkarya, namun juga sebuah perjalanan memahami dampak nyata perubahan iklim, kata Robi.
Bob Gloriaus, sang vokalis LAS!, band rock alternatif asal Pontianak, juga berbagi pengalaman menyentuh tentang perjalanannya ke daerah terpencil di Kalimantan Barat bersama Trend Asia, mitra pendukung IKLIM Fest. Di sana, ia menyaksikan langsung dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan tambang terhadap lingkungan setempat.
"Kami menyaksikan bagaimana hutan adat yang menjadi sumber kehidupan masyarakat tradisional hancur karena proyek energi yang seharusnya ramah lingkungan. Ini memberi kami refleksi mendalam dan menginspirasi lagu yang kami ciptakan untuk album ini," ujarnya.