Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Quotes dari Perspektif Anak-Anak untuk Merayakan Hari Anak Nasional

ilustrasi anak-anak bermain di pantai (Pexels.com/Guduru Ajay bhargav)

Tanggal 23 Juli selalu diperingati sebagai Hari Anak Nasional setiap tahunnya. Alasan dipilihnya tanggal ini karena pada 23 Juli 1979 lalu, undang-undang kesejahteraan anak disahkan.

Buat kamu yang bingung mau posting apa di media sosial untuk menyambut Hari Anak Nasional nanti, mending cek dulu 6 quotes dari penulis terkenal di bawah. Siapa tahu kamu bisa relate sama quotes dari penulis terkenal ini.

1. Tidak ada kata terlambat untuk menjadi anak yang bahagia - Tom Robbins

ilustrasi wanita berfoto di depan wahana hiburan (Pexels.com/Katya Wolf)

Quotes dari buku "Still Life with Woodpecker" ini mengajarkan kita tentang meraih kebahagiaan di masa anak-anak itu bisa dilakukan kapan aja, bahkan setelah kamu dewasa. Kalau masa kecilmu dulu gak seberuntung anak-anak lain, boleh banget, kok nurutin inner child-mu dengan belanja atau melakukan hal yang dulu gak bisa kamu lakukan!

Kamu bisa beli mainan, jajan es krim, atau pergi ke taman bermain. Ingat, jadi dewasa itu bukan berarti kamu harus mengubur impian masa kecilmu. Justru, mewujudkan keinginan masa anak-anak itu bisa jadi proses healing saat dewasa. Jadi, gak usah malu, ya!

2. Orang dewasa sering kali tidak sadar bahwa anak-anak sering memberikan saran yang bagus, bahkan untuk permasalahan yang rumit - Fyodor Dostoyevsky

ilustrasi anak perempuan mengobrol dengan ibunya (Pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sadar gak, sih kalau orang dewasa sering kali gak mau mendengar saran anak-anak? Mereka selalu berpikir anak-anak itu masih terlalu muda dan belum punya pengalaman cukup untuk kasih pendapat, sama kayak quotes dari Fyodor ini.

Padahal, yang namanya saran itu gak bergantung dari siapa yang bilang, tapi tentang isinya. Justru, pendapat anak-anak itu jauh lebih murni, karena pola pikir mereka gak serumit orang dewasa. Jadi, kalau kamu masih sering meremehkan ide dari anak kecil, coba pikir ulang: kalau ide itu disampaikan orang dewasa, apa kamu mau terima?

3. Tugas dari anak-anak generasi selanjutnya adalah untuk memperbaiki kesalahan orang tua di masa lalu. Itulah proses mereka untuk menjadi dewasa - Justine Larbalestier

ilustrasi makan bersama keluarga (Pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Semakin dewasa, kamu bakalan sadar: cara orang tuamu mendidikmu waktu kecil, ternyata berpengaruh besar sama sifatmu saat dewasa. Emang, sih gak ada orang tua yang sempurna. Tapi, kadang-kadang kamu juga pasti punya keluhan tentang pola asuh orangtuamu.

Karena itulah, setelah dewasa nanti, kalau kamu mau memperbaiki kesalahan dari ilmu parenting orangtuamu, itu sah-sah aja, kok! Justru, Justine di quotes ini juga bilang: memperbaiki kesalahan generasi sebelumnya itu emang tugas generasi selanjutnya. Jadi, gak usah takut untuk mengubah tradisi yang salah, ya!

4. Anak-anak itu perasa, tapi terkadang mereka kesusahan untuk mengerti apa maksudnya. Bahkan jika mereka bisa mengerti, sulit bagi mereka untuk memberikan respon - Charlotte Brontë

ilustrasi anak yang berlari memeluk ibunya (Pexels.com/jonas mohamadi)

Terkadang, orang dewasa sering berpikir bahwa anak-anak gak ngerti apa-apa. Hanya karena kita diam atau responnya gak sesuai, mereka menyangka kita gak ngerti. Padahal, saat ada di dalam kandungan pun, bayi bisa merasakan perasaan dari ibunya.

Sama kayak kutipan dari Charlotte ini: anak kecil memang sering kali terlihat polos dan gak punya beban pikiran, tapi bukan berarti mereka gak ngerti. Mereka cuman belum belajar untuk merespon sesuatu dengan sesuai aja. Lagipula, bukannya yang harusnya berusaha mengerti perasaan dan pemikiran anak kecil itu orang dewasa?

5. Anak-anak sering menganggap dirinya tidak diinginkan orang tuanya. Padahal mereka bukanlah beban, tapi harapan yang dikabulkan - Mitch Albom

ilustrasi remaja laki-laki berbicara dengan ibunya (Pexels.com/Kindel Media)

Banyak anak-anak yang merasa orang tuanya tidak menginginkannya. Entah saat dimarahi, atau saat kasih sayang orangtuanya terbagi dengan saudaranya yang lain. Tapi walaupun kayak gitu, mereka sayang banget sama kamu.

Buat mereka, kamu itu hadiah yang mereka tunggu-tunggu. Jadi, jangan langsung berpikir kamu gak berharga hanya karena omelan mereka, ya! Sama kayak kita yang bisa tanpa sadar menyakiti mereka, mereka juga bisa menyakiti kita tanpa sengaja.

6. Kalau saja semua orang tidak menentukan peran dan tugas berdasarkan gender tertentu kepada anak-anak, potensi mereka untuk berkembang bisa saja lebih besar - Chimamanda Ngozi Adichie

ilustrasi memasak bersama ayah (Pexels.com/PNW Production)

Dari kecil, kita terbiasa dengan memisahkan peran atau tugas tertentu berdasarkan jenis kelamin. Tanpa sadar, perilaku ini bikin kita jadi terbiasa dengan budaya patriarki. Akhirnya, kita jadi ngerasa aneh saat melihat peran itu dilakukan di gender berbeda.

Bayangin, hanya karena masak dibilang tugas cewek, cowok yang awalnya berpotensi bisa jadi koki terkenal, akhirnya harus mengubur impiannya. Padahal, yang anak-anak butuh adalah support dari orang dewasa, bukan komentar julid yang bikin mereka jadi patah semangat.

Terkadang, banyak orang dewasa yang lupa bahwa karakter dari generasi selanjutnya itu dipengaruhi oleh mereka. Mulai dari bagaimana mereka memberi contoh saat bicara, melakukan sesuatu, atau cara mereka memperlakukan anak-anak. Ingat, walaupun usia mereka lebih muda, bukan berarti mereka bisa diabaikan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us