Pariwisata Bali kini benar-benar mengalami pukulan yang berat. Tak seorang pun menyangka akan lebih dari satu tahun lamanya merasakan keterpurukan. Dampak Bom Bali I (Tahun 2002) dan II (Tahun 2005) yang menjadi atensi publik internasional, bahkan tak sampai separah ini. Pengusaha travel agent (Perusahaan jasa perjalanan) kini tiarap, tak sedikit yang gulung tikar.
Denpasar, IDN Times - Di tengah terpaan pandemik COVID-19 ini, Owner dan CEO Toya Devasya Hot Spring, Putu Ayu Astiti Saraswati (41), mencoba tetap menyikapinya dengan cara yang positif. Menurutnya, inilah momen penting untuk melakukan pembenahan dan memperbaiki pariwisata Bali, termasuk mempererat kolaborasi di Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Bali.
"Dulu mungkin saat sibuk banyak hal yang terlewatkan. Nah, di saat pandemik ini kita bisa berpikir kembali, merenungkan ulang, apa sesungguhnya yang perlu kita perbaiki bersama-sama," ungkap perempuan satu-satunya yang masuk dalam daftar calon Pemimpin ASITA Bali pada 25 Agustus 2021 mendatang.
Saat situasi begitu sulit dan penuh ketidakpastian, mengapa Ayu Saraswati mau mengambil risiko untuk maju menjadi calon pemimpin ASITA? Pembaharuan apa yang ia tawarkan? Bagaimana pula seharusnya pariwisata Bali berbenah? Berikut wawancara IDN Times dengan Ayu Saraswati yang juga owner dan CEO Toya Yatra Travel, pada Kamis (19/8/2021):