5 Perilaku Buruk Namun Sering Dinormalisasi Masyarakat

Gak bisa dimungkiri, lingkungan masyarakat berpengaruh besar terhadap individu dan sekelompok orang untuk berkembang. Begitu pula sebaliknya, sikap individu bisa memengaruhi sikap masyarakat. Misalnya, rasa semangat yang mendorong pada toleransi dan kebaikan.
Masalahnya selain hal-hal yang baik, ada beberapa kebiasaan yang sebenarnya buruk namun sering dinormalisasi oleh masyarakat. Hal tersebut seolah menjadi sesuatu yang lumrah dan sah-sah saja. Padahal sesuatu yang buruk seharusnya dihentikan, biarpun dilakukan oleh kebanyakan orang.
Lantas apa saja perilaku buruk namun sering dinormalisasi oleh masyarakat? Baca daftarnya sampai akhir.
1. Kecenderungan atau obsesi tinggi untuk mengubah orang lain
Dalam hubungan bersosial, entah dengan teman, keluarga, atau relasi kerja, tentunya kita akan banyak melakukan interaksi. Dalam interaksi tersebut, rasanya tidak mungkin jika setiap orang sama. Maksudnya, setiap individu dalam perkumpulan tersebut memiliki perbedaan pemikiran, sudut pandang, hingga kepribadian yang berbeda. Lalu yang seharusnya terjadi dari perbedaan itu adalah bisa saling toleransi dan belajar.
Namun perbedaan ini terkadang meruncing karena terlalu bertolak belakang. Tidak jarang ketika satu individu berbeda, ada semacam obsesi dari individu lain atau lingkungan untuk mengubah mereka menjadi sesuatu yang dianggap normal. Misalnya hal-hal yang berkaitan dengan kepribadian atau personality. Seseorang yang pemalu atau malah sebaliknya terlalu aktif, dituntut untuk berubah agar sama dengan lainnya.
Padahal setiap orang berhak menjadi diri sendiri, asalkan hal tersebut tidak melanggar norma dan hukum yang berlaku di tempat tersebut. Sebaliknya, mengubah orang lain merupakan bentuk keegoisan yang justru bisa bikin mereka tidak bahagia. Kecuali jika mereka ingin berubah dan membutuhkan bantuan, tentu akan lebih baik jika kita mau terlibat.