Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Age Verification

This content is intended for users aged 18 and above. Please verify your age to proceed.

Ilustrasi penis patah. (unsplash.com/Joshua Hoehne)

Pernah membaca berita mengenai penis patah? Beberapa hari lalu, halaman media sosial (medsos) khususnya di Bali, diramaikan oleh berita mengenai Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar yang menerima pasien dengan kasus penis patah pada saat bercinta.

Sekadar diketahui, bahwa penis tidak memiliki tulang. Lalu, kenapa ada kasus penis patah? IDN Times akan memberikan menjabarkan hal ini berdasarkan penjelasan dari Dokter Umum dan Konsultasi Seksologi di Klinik Sudirman Medical Centre (SMC) Denpasar, dr Oka Negara MBiomed FIAS. Ia adalah dokter yang secara khusus mendalami bidang keahlian seksologi (Fello Indonesian Association of Sexology), memiliki kompetensi kedokteran dalam bidang kesehatan seksual dan reproduksi.

1. Disebut dengan istilah Fraktur Penis

Foto hanya ilustrasi. (pexels.com/Daria Shevtsova)

Menurut pria yang akrab disapa Dokter Oka ini, secara medis penis patah disebut dengan Fraktur Penis. Fraktur Penis yang merupakan kejadian cedera pada penis ini, termasuk kasus langka atau jarang terjadi.

Fraktur Penis bisa dikatakan tidak sama dengan patah tulang pada umumnya. Hal ini karena tidak ada keterlibatan tulang di dalamnya. Namun yang terjadi adalah ruptur atau robeknya daerah yang bernama Tunika Albuginea pada penis, hingga terkena juga area penis yang berperan selama ereksi yaitu Korpus Kavernosum.

Bahayanya adalah robekan ini dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi seksual laki-laki dalam jangka panjang. Karena itu, diperlukan pertolongan medis darurat ketika hal ini terjadi.

2. Gejala Fraktur Penis

Editorial Team

Tonton lebih seru di