ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Subagia menjelaskan, pengolahan tinja menjadi pupuk menggunakan sistem anerobik. Sistem ini tidak menghasilkan bau yang menyengat meski diolah di tempat terbuka.
Tinja dipisahkan dari air dengan sistem gravitasi. Lumpur tinja yang mengendap dibiarkan sampai mengering di kolam penampungan. Setelah kering, barulah dipindahkan. Sementara air limbahnya disaring dengan sistem gratifikasi dan melewati beberapa kolam penyaringan. Hasil akhirnya akan dibuang ke lingkungan sekitar dalam kondisi aman.
Rata-rata IPLT bisa menghasilkan 10 ton pupuk organik per bulan, dan yang dipakai berkisar enam ton dalam sebulan. Empat ton sisanya disimpan ke tempat kompos atau lahan kosong di TPA Mandung. Pupuk ini terkadang dipakai untuk menutupi sampah di TPA Mandung.