Meskipun rabun, Ayu Raka tetap membuat canang untuk membantu ekonomi keluarganya. Ia masih memiliki asa untuk kedua putra agar bisa sehat dan tumbuh seperti anak-anak lainnya.
"Anak saya penyemangat. Apa pun yang diminta anak saya, saya harus penuhi. Karena itu saya tetap semangat kerja, walau penglihatan saya tidak normal lagi," katanya.
Ia menceritakan pernah suatu ketika anak bungsunya, Agus Prianika, meminta buku tulis. Ia terharu dan langsung membelikannya buku, meski pada akhirnya hanya untuk dicoret-coret.
"Sempat juga minta buku tulis, saya belikan. Walau kondisinya seperti itu (Disabilitas), ia punya semangat untuk bisa hidup normal seperti anak lainnya."
Dalam kondisi disabilitas, anak bungsunya bisa membantu Ayu Raka membuat porosan (Bagian dari canang).
"Anak saya yang besar tidak bisa ngapa-ngapain, karena kondisinya seperti itu. Kalau adiknya, walau kondisinya seperti itu, bisa sedikit-sedikit buat porosan. Merekalah penyemangat saya."