Ayu Anom Astini, tukan suun di Pasar Tabanan. (IDN Times/Wira Sanjiwani)
"Kami utamakan tukang suun yang ada di pasar Tabanan. Ada sebanyak 50 tukang suun. Sisanya baru masyarakat lain yang membutuhkan," jelas Arya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga memberikan bantuan berupa masker.
"Kalau ada masyarakat yang maskernya sudah rusak, usang atau kotor kami ganti dengan yang baru," lanjutnya.
Semenjak pandemik, tTukang suun di Pasar Tabanan, Ayu Anom Astini (87), mengaku kesulitan mendapatkan pelanggan yang memakai jasanya untuk mengangkut barang belanjaan di atas kepalanya.
"Sekarang cari Rp1000 saja susah sekali. Banyak yang tidak mau memakai tukang suun," kata warga asal Tuak Ilang, Desa Denbantas, Kecamatan Tabanan ini.
Ayu mengenang masa kejayaannya sebagai tukang suun pada tahun 1965 silam. Ia sampai bisa menyekolahkan keempat anaknya hingga SMA. Meskiun kini sudah berusia 87 tahun, Ayu masih bisa mengangkut barang seberat 30 sampai 35 kilogram.
"Harus kuat. Kalau tidak, mau kerja apalagi. Cuma ini yang saya bisa."
Ia masih bersyukur karena ada bantuan dari meja kebaikan dan kejujuran setiap hari.
"Mau tak bikin lalapan di rumah," katanya sambil memperlihatkan paket sayuran yang ia terima.